Selasa 14 Apr 2020 10:22 WIB

Bikin Kaya, Ini Evolusi Model Bisnis De Godenzonen

Ajax Amsterdam mendapatkan pundi-pundi uang melimpah dari bisnis pembibitan.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pemain U-19 Ajax Amasterdam yang merupakan didikan akademi asli mereka.
Foto: Dok. IG: Ajax Amsterdam
Pemain U-19 Ajax Amasterdam yang merupakan didikan akademi asli mereka.

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Di kancah sepak bola Eropa, atau bahkan dunia, Ajax Amsterdam dianggap bersinonim dengan salah satu gaya sepak bola menyerang atau biasa dikenal Total Football. Selama bertahun-tahun, Ajax dikenal sebagai klub yang setia mengusung gaya permainan menyerang yang dirintis pelatih asal Belanda, Rinus Michel, tersebut. Filosofi dan identitas permainan yang terus dipertahankan De Godenzonen hingga saat ini.

Dengan gaya permainan ini, Ajax meraih berbagai kesuksesan di pentas sepak bola Eropa dengan empat titel Liga Champions dan menjadi penguasa Liga Belanda dengan koleksi 34 trofi. Namun, citra Ajax Amsterdam bukan sekedar di gaya permainan, tapi juga dalam kesuksesan mengembangkan serta memaksimalkan potensi pemain-pemain muda hasil didikan akademi sepak bola Ajax.

''Kami memang tidak memiliki pemain legenda, tapi kami menciptakan pemain legenda,'' kata CEO Ajax Amsterdam, Edwin Van Der Sar, seperti dikutip dari ESPN, beberapa waktu lalu, dikutip Selasa (14/4). Pernyataan mantan penjaga gawang Juventus itu bukan sekadar omong kosong belaka. 

Nama-nama pemain seperti, Johan Cruyyf dan Rudd Kroll di era 70an, kemudian diikuti Marco Van Basten, Frank Rijkaard, dan De Boer bersaudara di dekade 80an. Setelah itu, Dennis Bergkamp, Clarence Seedorf, Edgar Davids di era 90an, hingga terakhir Matthijs de Ligt dan Frenkie de Jong di dekade kedua abad ke-21. Para pemain ini pernah dan tengah mengisi panggung-panggung utama sepak bola Eropa. 

photo
Kapten Ajax saat ini, Daley Blind merupakan produk asli akademi Ajax. Ini adalah foto Blind 10 tahun yang lalu - (Dok. IG: Ajax Amsterdam)
 
Sebelum memperkuat sejumlah klub elite Eropa, semua pemain ini mengawali karier dan menimba ilmu di akademi sepak bola Ajax, atau yang dikenal De Toekomst atau 'Masa Depan'. Ajax Amterdam dikenal memiliki metode dan sistem pelatihan serta perencanaan pengembangan pemain muda yang unik. Hal ini tentu tidak terlepas dari filosofi dan gaya permainan yang diusung Ajax Amsterdam. Total Football mensyaratkan pemain memiliki teknik mumpuni disertai dengan pemahaman taktik dan organisasi pemain yang bagus.

Berkaca dari kesuskesan Ajax inilah, sejumlah klub asal Eropa, dan bahkan dari berbagai penjuru dunia berusaha mengadopsi dan sistem dan metode pelatihan pemain muda d Ajax Amsterdam.

''Dalam 25 tahun terakhir, banyak klub yang mempelajari soal akademi sepak bola kami. Kini, apabila sebuah klub ingin meningkatkan akademi sepak bola mereka, maka kami bisa menawarkan kesepakatan dengan mereka. Kami bisa membagi metode kepelatihan dan insfratuktur kepelatihan kami,'' kata Direktur Komersial Ajax Amsterdam, Menno Geelen, kepada Sky Sports, beberapa waktu lalu.

Akhirnya, ini menjadi model bisnis baru buat Ajax Amsterdam. Setelah selama ini mendapatkan pemasukan cukup besar dari penjualan-penjualan pemain, klub yang bermarkas di Stadion Amsterdam Arena itu mulai melebarkan sayap terkait kerjasama dengan klub-klub lain. Dengan sistem kerjasama sister club, Ajax Amsterdam membangun jejaring bisnis dengan klub-klub di berbagai penjuru dunia. 

Pada 2017 silam, Ajax mengumumkan kerjasama dengan klub asal Cina, Guangzhou R&F, dalam mengelola akademi sepak bola mereka. Hingga kini, Ajax Amsterdam telah bekerjasama dengan 50 klub, mulai dari Afrika Selatan, Australia, Jepang, hingga membuka kantor perwakilan di Amerika Serikat.

Geelen mengakui, kesepakatan bisnis ini bernilai sangat besar buat Ajax, terutama dari segi finansial. Sebagai contoh, kerjasama Ajax Amsterdam dengan Guangzhou memiliki nilai kerjasama sebesar 10 juta euro per tahun. Totalnya, dengan kerjasama selama 10 tahun, Ajax Amsterdam akan mendapatkan dana sebesar 100 juta euro dari kerjasama ini.

''Sementara dengan klub lain, kami mendapatkan sekitar lima hingga enam juta euro per tahun untuk kerjasama mengelola akademi sepak bola. Di Inggris, mungkin angka ini kecil, tapi buat kami angka tersebut setara dengan nilai distribusi hak siar Liga Belanda selama satu musim,'' tutur Geelen, yang juga menjabat sebagai Direktur Pengembangan Akademi Sepak Bola Ajax.

Nilai kerjasama ini, lanjut Geelen, pun terus mengalami peningkatan. Bahkan, Geelen optimistis, pasca pandemi Covid-19, nilai kerjasama pengelolaan akademi sepak bola bisa mencapai delapan hingga sembilan juta euro per tahun. Dengan kerjasama ini, klub-klub tersebut akan mendapatkan pendampingan dalam metode pelatihan pemain muda. Bahkan, sejumlah pelatih didatangkan langsung dari Ajax Amsterdam.

photo
Hakim Ziyech, jebolan akademi Ajax yang kini jadi incaran banyak klub elite Eropa. - (Dok. IG: Ajax Amsterdam)

Namun, brand Akademi Sepak Bola Ajax Amsterdam saja tidak cukup. Untuk bisa bertahan, Ajax Amsterdam harus terus melakukan inovasi dalam metode pelatihan para pemain muda agar bisa menghasilkan pemain berkualitas. Geelen mengakui, ada pendekatan unik yang mereka lakukan terkait inovasi tersebut.

Mulai dari pembedaan kaos kaki pemain saat latihan, hingga pengawasan nutrisi para pemain. Bahkan, tidak jarang, Ajax Amsterdam mengadopsi pendekatan cabang olahraga lain dalam melakukan sesi latihan. ''Kami memiliki ahli di cabang olahraga Atletik, Baseball, Bersepada, hingga Hoki Lapangan. Seperti dari cabang Atletik, sedikit perbedaan dalam posisi kaki saat hendak berlari akan memberikan dampak yang cukup signifikan buat pemain,'' ujar Geelen.

Kendati begitu, Geelen mengakui, prestasi Ajax Amsterdam di atas lapangan berpengaruh besar dalam memasarkan brandakademi sepak bola Ajax Amsterdam. Ini pula yang terjadi kala Ajax Amsterdam berhasil menembus babak semifinal Liga Champions musim lalu. 

''Itu membantu kami memasarkan cerita kami. Namun, yang terpenting adalah filosofi permainan kami, yang membuat kami terhubung dengan orang lain. Setiap orang berbicara Ajax Amsterdam, mereka juga akan berbicara soal pengembangan pemain muda dan sepak bola menyerang. Kami akan kembali menginvestasikan uang kami di aspek itu, kemudian siklus pun terus berjalan,'' kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement