Senin 13 Apr 2020 21:53 WIB

Jumlah Kasus Covid-19 di New York Tertinggi di Dunia

Pada Ahad (12/4), Pemerintah Kota New York mencatat peningkatan 5.695 kasus Covid-19..

Rep: Kamran, Prayogi/ Red: Mohamad Amin Madani

Jendela restoran tanda bertuliskan (FOTO : EPA-EFE/JASON SZENES )

Seorang pria melakukan lompatan di skateboard-nya di lingkungan NOLITA di New York AS, Sabtu (11/4). Kota New York masih dianggap sebagai pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat dan meminta para orang-orang untuk tetap tinggal di rumah untuk menghentikan penyebaran virus sehingga dapat meminimalkan jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan pertolongan medis. (FOTO : EPA-EFE/JASON SZENES )

Sejumlah orag berjalan dengan menjaga jarak sosial di lingkungan SOHO, New York, AS, Sabtu (11/4). Kota New York masih dianggap sebagai pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat dan meminta para orang-orang untuk tetap tinggal di rumah untuk menghentikan penyebaran virus sehingga dapat meminimalkan jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan pertolongan medis. (FOTO : EPA-EFE/JASON SZENES)

Seorang pengantar makanan mengendarai sepeda di New York, New York, AS, Sabtu (11/4). Kota New York masih dianggap sebagai pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat dan meminta para orang-orang untuk tetap tinggal di rumah untuk menghentikan penyebaran virus sehingga dapat meminimalkan jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan pertolongan medis. (FOTO : EPA-EFE/JASON SZENES )

Sebuah gedung menyiapkan papan ucapan terima kasih untuk orang-orang yang menandatangani untuk para medis di Brooklyn, New York, AS, Sabtu (11/4). Kota New York masih dianggap sebagai pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat dan meminta para orang-orang untuk tetap tinggal di rumah untuk menghentikan penyebaran virus sehingga dapat meminimalkan jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan pertolongan medis. (FOTO : EPA-EFE/JASON SZENES )

Dua orang berjalan dengan memakai masker berjalan di lingkungan SOHO yang tenang di New York, AS, Sabtu (11/4). Kota New York masih dianggap sebagai pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat dan meminta para orang-orang untuk tetap tinggal di rumah untuk menghentikan penyebaran virus sehingga dapat meminimalkan jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan pertolongan medis. (FOTO : EPA-EFE/JASON SZENES )

Seorang wanita sepatu roda berada di jalan di lingkungan Little Italy New York, AS, Sabtu (11/4). Kota New York masih dianggap sebagai pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat dan meminta para orang-orang untuk tetap tinggal di rumah untuk menghentikan penyebaran virus sehingga dapat meminimalkan jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan pertolongan medis. (FOTO : EPA-EFE/JASON SZENES )

Seorang pria tunawisma tertidur di lingkungan BOWERY New York, AS, Sabtu (11/4). Kota New York masih dianggap sebagai pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat dan meminta para orang-orang untuk tetap tinggal di rumah untuk menghentikan penyebaran virus sehingga dapat meminimalkan jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan pertolongan medis. (FOTO : EPA-EFE/JASON SZENES)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Kasus virus corona Covid-19 di Kota New York, Amerika Serikat (AS), telah melampaui China dan Inggris. Berdasarkan data resmi yang dirilis pemerintah, saat ini New York memiliki sedikitnya 104.410 kasus Covid-19.

Pada Ahad (12/4), Pemerintah Kota New York mencatat peningkatan 5.695 kasus Covid-19. Sementara itu, korban meninggal telah berjumlah 6.898 jiwa.

Data itu menempatkan New York di atas China dan Inggris dalam hal jumlah kasus Covid-19. Hingga berita ini ditulis, Inggris memiliki 84.279 kasus, sedangkan China 82.160 kasus.

 

 

sumber : EPA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement