Senin 13 Apr 2020 20:04 WIB

Produksi Sandal Lebak Menurun Drastis

Permintaan sandal dari perajin di Lebak, Banten, menurun drastis.

Produksi sandal di Kabupaten Lebak, Banten, sejak tiga pekan terakhir menurun drastis (Foto: ilustrasi perajin sandal)
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Produksi sandal di Kabupaten Lebak, Banten, sejak tiga pekan terakhir menurun drastis (Foto: ilustrasi perajin sandal)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Produksi sandal di Kabupaten Lebak, Banten, sejak tiga pekan terakhir menurun drastis. Tak hanya itu, permintaan pasar keluar daerah tampak sepi akibat merebaknya wabahvirus corona atau COVID-19.

"Kami biasanya memproduksi sekitar 200 kodi, namun saat ini hanya 15 kodi pasang sandal," kata Maryati (40), seorang perajin warga Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak, Senin (13/4).

Baca Juga

Permintaan pasar sandal merek Widfel relatif sepi dibandingkan dua bulan lalu hingga 100 sampai 200 kodi akibat penyebaran COVID-19. Menurunnya permintaan pasar tersebut tentu berdampak terhadap produksi, sehingga ke depan bisa menjadikan ancaman usaha gulung tikar.

Sebab, mereka para pembeli sandal yang kebanyakan pedagang toko di sejumlah daerah di Provinsi Banten dan DKI Jakarta masih banyak stok. Kemungkinan mereka tidak akan kembali membeli atau memesan produksi sandal itu, sehingga terpaksa dilakukan pengurangan tenaga kerja.

"Kami awalnya menyerap tenaga kerja sebanyak 20 orang, namun saat ini hanya tiga orang akibat sepinya pembeli itu," katanya menjelaskan.

Menurut dia, dirinya menjual sandal merek Widfel sebesar Rp 35 ribu per pasang dan jika menjual sebanyak satu kodi atau 24 pasang maka diakumulasikan mendapatkan pendapatan Rp 770 ribu. Namun, saat ini pendapatan ekonomi dari produksi sandal sudah tidak bisa diandalkan lagi akibat dampak penyebaran COVID-19.

Bahkan, perajin sandal dipastikan dua pekan ke depan sudah tidak bisa memproduksi karena bahan bakunya tidak ada di pasaran, terlebih DKI Jakarta diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk percepatan penaganan COVID-19.

"Kami berharap pemerintah dapat memberikan bantuan kepada perajin yang terdampak COVID-19 agar bisa kembali memproduksi usaha setelah dicabut darurat Corona," katanya.

Begitu juga Muhidin (45) warga Timur Kabupaten Lebak mengaku kini memproduksi sandal dan sepatu sekitar 5 kodi per bulan karena permintaan pasar menurun akibat penyebaran Corona. Biasanya, dirinya bisa memasok sandal ke Pasar Rangkasbitung sebanyak 35 kodi, namun kini hanya lima kodi.

"Kami sekarang merasa bingung dengan menurunya permintaan pasar akibat penyebaran Cocid-19," katanya menjelaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement