Senin 13 Apr 2020 12:32 WIB

Kegiatan Usaha Kuartal I 2020 Menurun Drastis

Kegiatan usaha yang turun tajam ialah sektor Industri Pengolahan dan perdagangan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Pedagang melayani pembeli di pasar tumpah Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (4/4). Bank Indonesia (BI) merilis Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengindikasikan penurunan aktivitas dunia usaha. Pada kuartal I 2020, kegiatan dunia usaha yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) menurun signifikan.
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Pedagang melayani pembeli di pasar tumpah Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Sabtu (4/4). Bank Indonesia (BI) merilis Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengindikasikan penurunan aktivitas dunia usaha. Pada kuartal I 2020, kegiatan dunia usaha yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) menurun signifikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) merilis Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengindikasikan penurunan aktivitas dunia usaha. Pada kuartal I 2020, kegiatan dunia usaha yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) menurun signifikan.

Menurut keterangan pers, Senin (13/4), nilai SBT pada kuartal I 2020 tercatat sebesar minus 5,56 persen, turun cukup dalam dibandingkan 7,79 persen pada kuartal IV 2019. Turunnya kegiatan usaha terjadi pada sejumlah sektor ekonomi.

Baca Juga

"Penurunan terjadi seperti di sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Pertambangan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, serta sektor Konstruksi," katanya.

Secara merinci, penurunan kegiatan usaha terjadi pada sektor Industri Pengolahan turun terdalam dengan SBT minus 3,6 persen, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar SBT minus 3,04 persen, sektor Pertambangan dengan SBT minus 0,62 persen, sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan SBT minus 0,53 persen dan, serta sektor Konstruksi dengan SBT -0,08 persen.

Sejumlah sektor juga mengalami perlambatan. Antara lain sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan dan sektor Jasa-jasa. Sementara sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan & Perikanan masih mengalami pertumbuhan yang meningkat dengan SBT 0,40 persen.

Hal tersebut terutama disebabkan oleh adanya penurunan permintaan dan gangguan pasokan akibat wabah COVID-19. Sejalan dengan kinerja kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai dan penggunaan tenaga kerja pada kuartal I-2020 tercatat lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.

Sementara itu, kondisi keuangan dunia usaha dari aspek likuiditas dan rentabilitas masih cukup baik. Meski tercatat tetap menurun pada kuartal I 2020, dengan akses terhadap kredit perbankan yang relatif normal.

Hasil survei pada kuartal I 2020 juga menunjukan responden memprakirakan rata-rata inflasi pada tahun 2020 sebesar 3,67 persen (yoy). Nilai tersebut masih berada dalam rentang sasaran inflasi 2020 sebesar 2-4 persen.

"Berdasarkan sektor ekonomi, prakiraan tingkat inflasi paling tinggi ditunjukkan oleh responden di sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan," katanya.

Pada kuartal II 2020, responden memprakirakan kegiatan usaha akan meningkat, dengan SBT sebesar 2,13 persen. Berdasarkan sektor ekonomi, diprakirakan peningkatan kegiatan usaha terutama terjadi pada sejumlah sektor.

"Optimisme ada ada sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan (SBT 1,57 persen)," katanya.

Ini seiring dengan masih berlangsungnya panen padi di beberapa daerah. Selain itu, sektor Jasa-jasa juga diperkirakan terdorong dengan proyeksi SBT 1,32 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement