Senin 13 Apr 2020 12:41 WIB

Ada Apa dengan Barca?

Gunjingan publik membicarakan Barca karena adanya 'bau busuk' yang menyeruak.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Muhammad Akbar
Siluet Lionel Messi pada laga  La Liga antara Barcelona melawan SD Eibardi di Camp Nou, Barcelona, Spanyol, Sabtu (22/2) malam.
Foto: Alejandro Garcia/EPA EFE
Siluet Lionel Messi pada laga La Liga antara Barcelona melawan SD Eibardi di Camp Nou, Barcelona, Spanyol, Sabtu (22/2) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, KATALAN -- Nama besar Barcelona tengah mendapat sorotan. Kali ini, bukan karena prestasi di lapangan hijau tetapi gunjingan publik membicarakan klub raksasa asal Katalan itu karena adanya 'bau busuk' yang menyeruak. Semuanya, bermuara pada manajemen klub.

Rumor tak sedap itu beragam isunya. Berawal dari isu miring para pemain Barca di media sosial, tarik ulur transfer Neymar Jr, pemecatan Ernesto Valverde, perselisihan Lionel Messi dan direktur Eric Abidal, penolakan pemotongan gaji akibat pandemi corona, sampai sejumlah petinggi klub yang mengundurkan diri pada Jumat (10/4).

 

Media pun ramai-ramai memberitakannya. Sebuah artikel berjudul Barcelona civil war explained: Why Camp Nou is in crisis terpajang di laman Goal International. Dalam artikel itu dipaparkan bagaimana perjalanan manajemen Barca yang tak pernah lepas dari beragam skandal.

“Kini, Presiden Blaugrana Josep Maria Bartomeu berada di bawah tekanan kuat setelah serangkaian skandal yang mengguncang klub ke bagian intinya,” begitu ditulis laporan tersebut.

Akankah hal itu menjadi kiamat bagi sepak bola Barcelona? Hal yang belum diketahui kejelasannya. Tapi yang pasti, konflik di lingkaran dalam Estadio Camp Nou itu akan menimbulkan kerugian maupun krisis ke dalam struktur organisasi klub.

Dalam catatan, Goal yang dirilis Ahad (12/4), borok manajemen Los Azulgrana itu sudah terasa sejak era kepemimpinan Presiden Josel Lluis Nunez. Pada musim 1996, sang legenda sekaligus pelatih Barca Johan Cruyff didepak dengan cara tidak hormat.

Media Katalan kala itu didominasi pemberitaan kedatangan Bobby Robson yang mengatakan apabila kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan. Cruyff tanpa panjang lebar mendatangi presiden Barca dan mengatakan Nunez merupakan seorang 'judas' (pengkhianat) karena telah menusuknya dari belakang.

Belakangan ini, rentetan isu tak sedap justru bermuara pada sosok Bartomeu. Sejak mengalahkan Sandro Rossel pada 2014, beberapa kabar membuat manajemen maupun pemain mulai merasa jengah pada presiden klub.

Jika Rossel dipaksa pensiun akibat transfer Neymar dari Santos setahun sebelumnya, justru sosok Bartomeu belakangan dikaitkan dengan hengkangnya pemain asal Brasil itu ke Paris Saint-Germain (PSG) pada 2017.

Beberapa tahun terakhir, Barca sebenarnya berusaha memulangkan Neymar, tapi Bartomeu tak kunjung mampu mewujudkannya. Gosip pun muncul. Insiden itu telah membuat keretakan hubungan antara Bartomeu dan para pemain. Alasannya, sang presiden dianggap tidak bersungguh-sungguh mengembalikan Neymar ke Camp Nou.

Masalah lainnya terjadi ketika Ernesto Valverde didepak pada Januari 2020. Saat itu Barca ada di puncak klasemen La Liga, meski langkahnya terseok sejak awal musim.

Meski sang pelatih dihujani kritik tajam tetapi fan Barca dibuat tercengang dengan pemecatan yang begitu cepat pada sosok Valverde. Kabarnya, pihak klub sebenarnya tak bersuara bulat dalam memecat Valverde dan menunjuk Quique Setien.

Belakangan, kabar yang makin menyudutkan Bartomeu adalah laporan Cadena SER yang menyebutkan, sang presiden telah mengontrak perusahaan media sosial independen demi mendongkrak reputasinya dan dewan pengurus klub.

Tudingan itu saja sudah kontroversial, terlebih muncul isu bahwa perusahaan tersebut dengan sengaja diminta menyerang sejumlah figur penting seperti Lionel Messi, Gerard Pique, bahkan Pep Guardiola.

Walau tersiar adanya bantahan dari Bartomeu yang menegaskan Barca tidak menggunakan jasa siapa pun untuk mendiskreditkan orang lain tetapi badai krisis lainnya terus menerpa klub raksasa Spanyol ini.

Pandemi Covid-19 ternyata memperlihatkan betapa buruknya tata kelola di dalam klub sebesar Barca. Salah satu masalah yang paling sensitif terkait  rencana pemotongan gaji pemain. Gara-gara pemberitaan media, Lionel Messi membuka suara. Ia menyangkal tak ada niat dari dirinya maupun rekan-rekannya untuk menolak pemotongan gaji.

Berikutnya, tersiar kabar kalau Bartomeu mulai bersiap mendepak sejumlah sosok penting di Camp Nou. Kabarnya, Bartomeu kesal dengan beberapa petinggi yang diam-diam ingin membuatnya lengser dari jabatan sebagai presiden. Salah satunya adalah Emili Rosaud yang sempat digadang-gadang bakal menjadi presiden Barca berikutnya.

"Bartomeu berkata pada saya bahwa dia ingin mengubah susunan dewan direksi dan bahwa dia jengkel dengan sejumlah petinggi, termasuk saya,” ujar Rosaud.

Tentunya, semua gunjingan ini tak akan pernah berhenti jika para pemegang kuasa di dalam manajemen klub bisa berpikir sederhana; tak lagi berebut kuasa demi sebuah citra yang semu. Mampukah Barca mewujudkannya?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement