Senin 13 Apr 2020 12:12 WIB

Menkeu: PDB Inggris Bisa Turun 30 Persen

Kabinet pemerintahan Inggris mendesak pelonggran lockdown.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang menjaga jarak di bangku di Taman St Jame, London Inggris, Selassa (24/3). Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak menyebut produk domestik bruto (PDB) negaranya bisa anjlok hingga 30 persen akibat pandemi Covid-19. Penurunan tersebut diprediksi bakal terjadi antara April hingga Juni mendatang.
Foto: EPA
Orang-orang menjaga jarak di bangku di Taman St Jame, London Inggris, Selassa (24/3). Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak menyebut produk domestik bruto (PDB) negaranya bisa anjlok hingga 30 persen akibat pandemi Covid-19. Penurunan tersebut diprediksi bakal terjadi antara April hingga Juni mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak menyebut produk domestik bruto (PDB) negaranya bisa anjlok hingga 30 persen akibat pandemi Covid-19. Penurunan tersebut diprediksi bakal terjadi antara April hingga Juni mendatang. 

Bersama para menteri lainnya, Sunak mendiskusikan kemungkinan penurunan PDB tersebut berlangsung pada kuartal kedua tahun ini. Menanggapi situasi ini, kabinet pemerintahan Inggris pun mendesak aturan lockdown dilonggarkan mulai bulan depan. 

Baca Juga

"Ini penting agar lockdown tidak memperparah perekonomian. Kita akan pertimbangkan penambahan lockdown selama tiga pekan lagi dan aturannya dilonggarkan," ujar salah satu menteri, Senin (13/4).

Sebelumnya, Inggris juga memberlakukan langkah-langkah social distancing secara luas. Termasuk diantaranya melakukan penutupan seluruh pertokoan dan sekolah, serta meminta setiap orang di negara itu tinggal di rumah masing-masing.

Pemeraintah Inggris kemudian menyatakan menerapkan kebijakan lockdown dan bakal diberlakukan hingga akhir Mei nanti. Hal tersebut dilakukan menyusul terus meningkatnya jumlah kasus positif Covid-19 alias Corona.

Hingga saat ini, Inggris memiliki 79.883 kasus dengan korban meninggal mencapai 9.875 jiwa. Tingkat kematiannya bahkan mencapai 20 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement