Senin 13 Apr 2020 12:03 WIB

Petani Muda Terus Tergerus, Hanya Tersisa 2,7 Juta Orang

Petani muda harus ditambah karena mereka dekat dengan teknologi yang dorong produksi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Petani menggunakan mesin combine harvester untuk memanen padi. Kementerian Pertanian menyatakan, jumlah petani yang saat ini dimiliki Indonesia mencapai 33,4 juta orang. Namun, mayoritas petani masih didominasi oleh generasi tua yang jauh dari sentuhan teknologi.
Foto: Kementan
Petani menggunakan mesin combine harvester untuk memanen padi. Kementerian Pertanian menyatakan, jumlah petani yang saat ini dimiliki Indonesia mencapai 33,4 juta orang. Namun, mayoritas petani masih didominasi oleh generasi tua yang jauh dari sentuhan teknologi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian menyatakan, jumlah petani yang saat ini dimiliki Indonesia mencapai 33,4 juta orang. Namun, mayoritas petani masih didominasi generasi tua yang jauh dari sentuhan teknologi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menuturkan, dari jumlah petani sebanyak 33,4 juta orang itu, sekitar 30,4 juta orang atau 91 persen merupakan petani generasi tua yang usianya mendekati 50 tahun hingga 60 tahun.

Baca Juga

Adapun, petani yang masuk kategori generasi muda dengan usia antara 19-39 tahun hanya sekitar 9 persen atau 2,7 juta orang. "Penambahan petani muda ini masih tersendat. IPB sudah mengatakan, kalau tidak ada perubahan Indonesia akan mengalami krisis petani dalam 10 tahun mendatang," kata Dedi dalam video conference, Senin (13/4).

Ia menyampaikan, dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) kurun waktu 2017-2018 sebanyak 415 ribu petani berusia 19-39 tahun berkurang. Padahal, kata Dedi, petani muda atau yang biasa disebut milenial mutlak harus terus ditambah jumlahnya. Sebab, generasi muda akan lebih dekat dengan teknologi sehingga akan muncul banyak inovasi yang bisa meningkatkan produktivitas dan kesehateraan usaha bidang pertanian.

 

"Mau tidak mau, kita harus lakukan regenerasi petani karena mereka yang paling berperan," kata Dedi.

Keberadaan petani muda yang banyak melakukan inovasi akan menimbulkan minat bagi publik untuk terjun langsung ke usaha pertanian. Hal itu perlu dilakukan secara masif demi menjamin ketersediaan pangan nasional yang diproduksi dari dalam negeri.

Dedi menuturkan, meski petani muda saat ini hanya berjumlah sekitar 2,7 juta orang, kontribusi yang diberikan untuk kemajuan sektor hulu dan hilir dalam budi daya komoditas pangan cukup besar. Di satu sisi, mereka bisa diandalkan untuk menjadi corong pemerintah sebagai trendsetter bisnis.

Pada Senin (13/4), pihaknya mengukuhkan 67 duta petani yang terdiri atas petani milenial dan petani andalan dari berbagai wilayah Indonesia. Pengukuhan itu untuk menjadi salah satu cara pemerintah untuk mendorong percepatan regenerasi petani di Indonesia.

“Duta-duta ini diharapkan mampu menarik generasi milenial lainnya untuk ikut berwirausaha pertanian. Banyak peluang yang bisa dimanfaatkan pengusaha milenial seperti sayuran segar, buah-buahan, susu, telur, kacang-kacangan dan lain sebagainya," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement