Sabtu 11 Apr 2020 18:05 WIB

Yurianto: 20.000 Orang Diperiksa Corona dengan PCR

Pemeriksaan melalui PCR real time menjadi standar dunia,

Rep: Mimi Kartika/ Red: Muhammad Hafil
Yurianto: 20.000 Orang Diperiksa Corona dengan PCR. Foto: Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto
Foto: ANTARA FOTO
Yurianto: 20.000 Orang Diperiksa Corona dengan PCR. Foto: Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, sebanyak 20 ribu orang telah diperiksa menggunakan metode polymerase chain reaction atau PCR hingga Sabtu (11/4). Sampel itu diperiksa di 40 laboratorium di seluruh Indonesia, selain Jakarta.

"Berikutnya per hari ini tanggal 11 April kita sudah melakukan pemeriksaan hampir 20 ribu sampel yang kita periksa di 40 laboratorium di seluruh Indonesia, baik yang berada di Jakarta sampai dengan ke daerah," ujar Yurianto dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Sabtu.

Baca Juga

Ia mengatakan, hasil itulah yang kemudian digunakan sebagai data kasus terkonfirmasi orang terpapar virus corona. Menurutnya, pemeriksaan melalui PCR real time menjadi standar dunia untuk mendiagnoas konfirmasi Covid-19.

"Ini adalah upaya kita untuk menegakkan diagnosa dengan pasti melalui pemeriksaan PCR Real Time yang menjadi standar dunia di dalam kaitan untuk menegakkan diagnose konfirmasi Covid-19," kata dia.

Yurianto menambahkan, sudah lebih dari 790.000 alat pelindung diri (APD) untuk petugas media telah didistribusikan ke seluruh Indonesia. Pasalnya, kasus positif terinfeksi virus corona telah menyebar di 34 provinsi di Tanah Air.

Ia mengatakan, sebanyak 18.830 ribu relawan baik medis maupun nonmedis, tidak termasuk relawan-relawan yang bergerak di bidang komunikasi, ikut membantu menangani Covid-19. Serta donasi masyarakat terkumpul lebih dari Rp 194 miliar diterima melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19.

"Bahkan kementerian keuangan pun telah menambahkan jumlah penerima Bansos program kartu sembako menjadi 20 juta penerima," kata Yurianto.

Namun, kata dia sekali lagi upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah itu bukan satu-satunya solusi. Sebab, basis penanganan penyakit menular harus pada komunitas, masyarakat sebagai ujung tombak dari penyelenggaraan untuk memutuskan rantai penularan virus corona.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat berkontribusi dengan tetap di rumah agar tidak terjadi paparan virus yang lebih banyak lagi. Aktivitas di luar rumag hanya akan memperburuk kondisi penyakit Covid-19, apabila kasus terpapar virus terus menerus dengan jumlah yang cukup banyak.

"Di rumah jawabannya, Cuci tangan pakai sabun sesering mungkin. Apabila terpaksa harus keluar dari rumah, gunakan masker, hindari kerumunan, sekali lagi gunakan masker hindari kerumunan, dan ini terpaksa kita lakukan. Tetap menjaga jarak di dalam berkomunikasi dengan orang lain setidak-tidaknya pada jarak dua meter," tutur Yurianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement