Sabtu 11 Apr 2020 15:07 WIB

Teknik Tepat Dampingi Anak Belajar di Rumah

Orang tua bisa mendorong anak membuat jadwal belajar di rumah

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pelajar mengerjakan tugas sekolah yang diberikan guru secara online di rumahnya Muntung, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (7/4/2020). Pemerintah Jawa Tengah melalui Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan memperpanjang kebijakan belajar di rumah akibat wabah COVID-19 sampai tanggal 13 April mendatang.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Pelajar mengerjakan tugas sekolah yang diberikan guru secara online di rumahnya Muntung, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (7/4/2020). Pemerintah Jawa Tengah melalui Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan memperpanjang kebijakan belajar di rumah akibat wabah COVID-19 sampai tanggal 13 April mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegiatan belajar di rumah masih menjadi masalah bagi sejumlah orang tua. Terkait hal ini, Program PINTAR Tanoto Foundation memiliki teknik yang dikembangkan agar orang tua tidak merasa kesulitan mendampingi anak belajar di rumah.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat jadwal dan aturan bersama. Manajer Komunikasi Tanoto Foundation untuk Program PINTAR Anwar Holil, menjelaskan jadwal yang akan dibuat bersama merupakan tanggung jawab setiap anak dan tanggung jawab bersama.

"Membantu anak membuat jadwal kegiatan bukan berarti membuatkan jadwal untuk anak, namun memberikan kesempatan anak untuk membuat jadwal mereka sendiri," kata Anwar, Sabtu (11/4).

Cara ini membantuk anak bertanggung jawab terhadap semua rencana kegiatan. Ia menambahkan, berikanlah waktu kepada anak untuk mengingat kembali apa yang harus dikerjakan secara harian. Diskusikan atau beri kesempatan anak untuk membuat dua pilihan kegiatan.

Selanjutnya adalah membuat ide kegiatan. Orang tua bisa membantu anak dengan ide kegiatan bila anak bingung menuliskan kegiatan yang akan dilakukan. Jika anak kesulitan menemukan ide, bantu mereka dengan menyebutkan beberapa hal yang bisa dilakukan selain tugas dari sekolah.

Ia mencontohkan, kegiatan rutin harian seperti mandi pagi, sarapan, dan berdoa. Orang tua juga bisa memasukkan aktivitas fisik seperti olah raga ringan, membersihkan halaman, atau membersihkan alat mereka sendiri.

Orang tua juga perlu membangun hubungan yang positif terutama ketika anak memulai sebuah kegiatan. Tanyakan kepada anak apa yang bisa dibantu, selanjutnya bantulah anak untuk memahami yang harus dikerjakan.

"Orang tua sangat penting untuk menanyakan sesuatu yang bsia dibantu sehingga membangun hubungan positif dengan anak," kata dia menambahkan.

Selain itu, orang tua juga bisa mendampingi anak dengan mengingatkan jadwal kegiatan. Beberapa kegiatan yang sudah direncanakan kadang tidak bisa dikjerkan karena anak mengubah jadwal yang sudah dibuat. Ingatkanlah mengubah jadwal bisa dilakukan dengan menulis kembali perubahan pada jadwa yang sudah dibuat.

Orang tua harus ingat bahwa dirinya bukan orang yang serba tahu segalanya. Ketika anak menanyakan pertanyaan yang tidak bisa dijawab, maka jujurlah dan mencari jawabannya bersama dengan anak. Jika tidak mengerti, orang tua bisa menanyakannya ke sumber lainnya.

Terakhir adalah refleksi dan relasi. Orang tua bisa melakukan refleksi tentang apa yang sudah dilakukan bersama dengan mengobrol atau ketika makan malam. Bantu anak untuk merefleksikan diri pada hari itu.

"Dengarkanlah cerita mereka. Pujilah capaian anak-anak hari ini dan berikan komentar atau saran jika diperlukan," kata Anwar menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement