Sabtu 11 Apr 2020 14:04 WIB

Benarkah Alexander the Great Adalah Zulkarnain? (II-Habis)

Benarkah Alexander the Great adalah Zulkarnain yang namanya disebut dalam Alquran?

Benarkah Alexander the Great Adalah Zulkarnain? (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Benarkah Alexander the Great Adalah Zulkarnain? (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lalu, bagaimana dengan Zulkarnain? Banyak versi yang menyebutkan ketokohan Zulkarnain.

Ada yang menyebut, ia hidup pada abad ke-6 SM (545 SM). Artinya, jauh sebelum Aleksander yang Agung (Alexander the Great). Ada pula yang menyebutkan periodenya antara tahun 152-115 SM. Dan, namanya adalah Abu Karb al-Himyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy dari Daulah al-Jumairiyah.

Baca Juga

Yang pasti, banyak pihak yang membantah Aleksander yang Agung sebagai Zulkarnain. Perbedaan mendasarnya adalah, karena Alexander seorang raja yang tidak beragama Islam (non-Muslim).

Subhan Nurdin dalam bukunya Benarkah Isa dan Dajjal Akan Turun? mengutip pendapat Imam Syaukani, yakni Aleksander yang Agung bukanlah Zulkarnain. Sebab, yang pertama itu seorang non-Muslim.

Siapa Zulkarnain?

Menurut sejumlah sejarawan Muslim, sebagaimana dikutip Subhan Nurdin, Zulkarnain adalah julukan Abu Karb al-Himyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy dari Daulah al-Jumairiyah (152-115 SM).

Kerajaannya disebut at-Tababi'ah. Dijuluki Zulkarnain alias 'pemilik dua tanduk' karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di barat sampai timur.

Sementara itu, menurut Ibnu Abbas, Zulkarnain adalah seorang raja yang saleh. Ia adalah seorang utusan Allah (Nabi), karena Allah berfirman kepadanya.

Ada lagi yang menyebutkan, Dzulqarnayn berasal dari Mesir. Dia merupakan salah seorang anggota keluarga Firaun, zaman Nabi Musa AS. Lihat surah al-Mu’min ayat 28. "Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Firaun yang menyembunyikan imannya." Menurut versi ini, nama laki-laki itu adalah Akhnaton, putra dari Aminhotep (Mineptah) III, raja yang tewas di Laut Merah.

Dalam Alquran, tidak dijelaskan siapa 'laki-laki yang beriman' tersebut. Konon, laki-laki yang beriman ini pernah melakukan perjalanan hingga ke daerah Cina. Dari sini, kemudian banyak yang mengaitkannya dengan pembangunan tembok untuk menghalangi Ya’juj dan Ma’juj.

Menurut beberapa arkeolog, bangunan reruntuhan tembok itu berkonstruksi besi dan tembaga yang cara pembuatan dan desainnya menggunakan pola desain Mesir.

Hal lain yang mendukung pendapat bahwa Zulkarnain dari Mesir adalah pengolahan kertas yang berkembang pesat di Cina setelah masa itu. Sebab, sebelumnya pengembangan kertas hanya ada di Mesir dengan bahan papyrus (sehingga menjadi asal kata paper, kertas).

Kesimpulan

Ada beberapa perbedaan antara Aleksander yang Agung dengan Zulkarnain. Berikut beberapa perbedaan itu.

Aleksander yang Agung adalah (1) penyembah berhala, (2) suka sesama jenis (homoseksual), (3) penjajah yang sangat kejam (merusak dan merampas), (4) tidak membangun tembok pembatas.

Adapun Zulkarnain adalah (1) menyembah Tuhan Yang Esa (Monoteisme), (2) mendapat firman (ilham atau wahyu) Tuhan, (3) tidak mengambil harta negeri jajahan secara zalim, (4) membuat tembok pembatas untuk melindungi negeri yang didatanginya. Wa Allahu A’lam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement