Jumat 10 Apr 2020 21:16 WIB

Jejak Khalifah Abdul Malik bin Marwan dalam Renovasi Al Aqsa

Dinasti Umayyah turut berkontribusi dalam renovasi Masjid Al Aqsa Palestina.

Dinasti Umayyah turut berkontribusi dalam renovasi Masjid Al Aqsa Palestina. Masjid Al Aqsa Palestina.
Foto: muhammad subarkah
Dinasti Umayyah turut berkontribusi dalam renovasi Masjid Al Aqsa Palestina. Masjid Al Aqsa Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, Masjid Al Aqsa merupakan masjid tertua di dunia setelah Masjid Al Haram di Makkah. Menurut sebuah catatan, pembangunan Masjid Al Haram lebih dahulu 40 tahun daripada pembangunan Masjid Al Aqsa. Dalam perkembangannya, Masjid Al Aqsa mengalami berbagai perubahan karena beragam kondisi. 

Pada 683 M, beberapa tahun setelah Rasulullah wafat, Khalifah Umar bin Khattab mengembangkan Masjid Al Aqsa. Pengembangan ini berlanjut hingga masa kepemimpinan al-Walid (705 M) yang meliputi kubah masjid dan bangunan sekelilingnya. 

Baca Juga

Sejak saat itu, renovasi bangunan masjid terus dilakukan tanpa mengubah bentuk dasar bangunan yang telah berusia sekitar 13 abad.  

Seorang ulama Yerusalem, Al Muqaddasi, pada 985 M menulis mengenai masjid ini. Menurut dia, bangunan utama Masjid Al Aqsa memiliki 26 pintu yang berhadapan dengan mihrab. Pintu itu disebut Green Brazen Gate, yang dilapisi kuningan keemasan. Pintu ini sangat berat sehingga hanya orang kuat yang dapat menggeser engselnya.  

Di sisi kanan halaman, dikelilingi dinding (sepanjang tembok barat di area al-Haram asy-Syarif), ditunjang pilar-pilar marmer dan diplester. 

Di bagian belakang (atau sebelah utara dinding di area Al Haram asy-Syarif) adalah pilar-pilar berkubah. Bagian tengah bangunan utama ditutupi atap yang sangat kuat, melengkung hingga menopang kubah megah.  

Masjid Al Aqsa saat ini adalah masjid yang dibangun secara permanen oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Dinasti Umayyah pada 66 Hijriyah hingga 73 Hijriyah. 

Al Aqsa berlokasi di sebuah area yang berbentuk persegi empat dengan luas ekitar 285 x 470 meter atau sama dengan 133.950 meter persegi. 

Masjid ini berbentuk serambi kiblat. Pembangunan masjid yang mampu menampung ribuan jamaah ini dirancang agar tahan terhadap gempa bumi yang sering terjadi di daerah itu.   

 

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement