Jumat 10 Apr 2020 16:18 WIB

AGRI Bantu Pasokan Gula Konsumsi

235 ribu ton akan digarap oleh anggota AGRI, sisanya diolah pabrik di Jawa Timur.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menyiapkan gula pasir untuk disalurkan ke operasi pasar dan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Gudang Perum Bulog Sub Divisi Regional Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Jumat (3/4). Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) mendapat penugasan untuk mengolah gula kristal rafinasi (GKR) milik industri menjadi gula kristal putih (GKP) sebanyak 250 ribu ton. Hal itu dilakukan dalam upaya stabilisasi harga.
Foto: ANTARA/Fauzan
Pekerja menyiapkan gula pasir untuk disalurkan ke operasi pasar dan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Gudang Perum Bulog Sub Divisi Regional Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Jumat (3/4). Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) mendapat penugasan untuk mengolah gula kristal rafinasi (GKR) milik industri menjadi gula kristal putih (GKP) sebanyak 250 ribu ton. Hal itu dilakukan dalam upaya stabilisasi harga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) mendapat penugasan untuk mengolah gula kristal rafinasi (GKR) milik industri menjadi gula kristal putih (GKP) sebanyak 250 ribu ton. Hal itu dilakukan dalam upaya stabilisasi harga.

Ketua AGRI Bernardi Dharmawan menyampaikan, 235 ribu ton akan digarap oleh anggota AGRI. Sementara 15 ribu ton lainnya digarap satu pabrik gula di Jawa Timur.

Baca Juga

"Sampai sejauh ini tidak masalah karena memang ini akan digantikan, cuma jangan sampai kejadian digantinya terlambat," ujar Bernardi saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Jumat (10/4).

Bernardi menyampaikan hal ini merupakan upaya dari anggota AGRI dalam membantu pemerintah dalam kebutuhan gula konsumsi. Bernardi beranggapan AGRI merupakan solusi terakhir dalam mengatasi kelangkaan gula.

Bernardi mencontohkan izin impor gula yang diberikan pemerintah kepada pabrik gula (PG) memiliki kendala dari segi waktu yang bisa sampai sebulan lebih, terlebih di masa pandemi corona saat ini.

"Makanya dilirik anggota AGRI karena gula mentahnya sudah ada di Indonesia makanya dipinjam pakai dulu untuk produksi konsumsi," ucap Bernardi.

Bernardi menyebut stok untuk raw sugar atau gula kristal mentah diperkirakan masih cukup untuk dua bulan ke depan. Meski begitu, Bernardi berharap pemerintah mulai memikirkan proses importasi gula untuk semester dua sebagai langkah antisipatif.

"Kita sudah sampaikan, pada prinsipnya tetap harus dikeluarkan izin impor untuk semester dua, segera," kata Bernardi menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement