Jumat 10 Apr 2020 11:56 WIB

Petani Sulteng Suplus Beras di Tengah Pandemi Covid-19

Petani juga pejuang untuk melawan virus corona.

Petani Sulteng Suplus Beras di Tengah Pandemi Covid-19.
Foto: Kementan
Petani Sulteng Suplus Beras di Tengah Pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Semakin meluasnya penyebaran wabah Covid-19 tidak membuat petani di Provinsi Sulawesi Tengah takut turun ke sawah. Petani justru makin bersemangat melakukan aktivitasnya di sawah untuk penuhi stok pangan di Provinsi Sulteng. Bahkan Sulteng mampu surplus beras ditengah pandemi Covid-19.

Semangat petani ini sejalan dengan yang disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa sektor pertanian menjadi harapan dan tulang punggung di tengah upaya Pemerintah dalam menanggulangi Covid-19. "Tanggung jawab penyediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian," tegas SYL.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menambahkan di masa pandemi Covid-19, petani adalah pejuang untuk melawan virus itu. Karena dengan petani panen, maka pangan akan selalu ada sebagai imunitas utama untuk melawan covid 19.

“Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa. Saat ini pejuang melawan Covid-19 bukan hanya dokter, perawat dan tenaga medis tapi juga seluruh insan pertanian yang bahu membahu menyediakan pangan bagi seluruh masyarkat. Pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi”, ujar Dedi.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Trie Iriany membenarkan penyuluh dan petani di wilayahnya semangat berjuang mengejar tanam dan sekarang hasilnya tidak sia-sia. “Saat Covid-19 ini masuk ke Indonesia, Sulteng sudah menyiapkan stok pangan, bahkan dari luas tanam tiga bulan sebelumnya kita masih surplus beras sampai dengan bulan Juni sebesar 94.981 ton”, kata dia.

Di tempat terpisah Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Morowali, Andi Irman juga mengatakan stok persediaan beras di Morowali sebagai bahan pangan pokok utama sangat cukup. Produksi beras Morowali untuk 2019 sejumlah 30.558,013 ton.

Sementara kebutuhan konsumsi masyarakat Morowali hanya 13.282 ton dari jumlah penduduk 121.296 jiwa. Sehingga ketersediaan sampai bulan Desember 2019 kita masih surplus 17.276,01 ton.

Sedangkan kebutuhan untuk 2020 pada Januari sampai Maret sebanyak 3.978 ton. "Sehingga sampai akhir Maret 2020, kita masih surplus 13.298,01 ton, apalagi di tingkat petani saat ini mulai memasuki musim panen lagi untuk musim Tanam Pertama (MT I),” kata Andi Irman.

Penanggungjawab Supervisi dan Pendampingan Program Utama Kementerian Pertanian di Sulteng, Bustanul Arifin Caya menyampaikan apresiasinya kepada petani dan penyuluh serta seluruh jajaran dinas pertanian. Baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota atas semangat dan kerja kerasnya di tengah pandemi Covid 19 untuk penyediaan pangan di provinsi Sulteng.

Menurut Bustanul sekarang berdasarkan hasil laporan dan monitoringnya yang dapat dilihat di setiap kabupaten dan kota, sedang panen dengan hasil melimpah. Terjadi pula percepatan gerakan tanam.

"Ini artinya peran kostratani yang dikomandani penyuluh pertanian di setiap kecamatan sangat berfungsi sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian di kecamatan, sehingga membuat petani kita makin bersemangat untuk turun ke lapangan walau dalam kondisi pandemi Covid 19,” kata Bustanul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement