Jumat 10 Apr 2020 12:01 WIB

AS Catat Kematian Akibat Corona Lampaui 16.000 Jiwa

AS menjadi negara kedua dengan kematian akibat corona terbanyak setelah Italia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Petugas kesehatan mengangkut mayat ke truk kulkas yang berfungsi sebagai kamar mayat sementara di Kingsbrook Jewish Medical Center, Brooklyn, New York, AS, Rabu (8/4). New York masih tetap menjadi pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat, sehingga masih ada kekhawatiran bahwa sistem layanan kesehatan tidak akan dapat mengurus volume pasien COVID-19
Foto: EPA-EFE/Peter Foley
Petugas kesehatan mengangkut mayat ke truk kulkas yang berfungsi sebagai kamar mayat sementara di Kingsbrook Jewish Medical Center, Brooklyn, New York, AS, Rabu (8/4). New York masih tetap menjadi pusat penyebaran wabah koronavirus di Amerika Serikat, sehingga masih ada kekhawatiran bahwa sistem layanan kesehatan tidak akan dapat mengurus volume pasien COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Kasus kematian akibat virus corona di Amerika Serikat (AS) terus bertambah. Saat ini jumlahnya telah melampaui 16 ribu jiwa.

Berdasarkan data yang dihimpun John Hopkins University and Medicine, hingga Jumat (10/4), AS memiliki 465.750 kasus Covid-19. Negeri Paman Sam menempati posisi teratas dengan kasus Covid-19 terbanyak. 

Baca Juga

Sementara korban meninggal tercatat sebanyak 16.690 jiwa. Angka itu menempatkan AS di urutan kedua negara dengan kematian akibat Covid-19 terbanyak. Posisi pertama diduduki Italia dengan jumlah korban 18.279 jiwa.

Kepala The U.S. Public Health Service Commissioned Corps Jerome Adams telah memperingatkan bahwa pekan ini akan menjadi pekan yang sangat sulit bagi negaranya. “Ini akan menjadi pekan yang paling sulit dan paling menyedihkan dalam kehidupan kebanyakan orang Amerika,” ucapnya kepada Fox News Sunday.

Menurutnya pandemi Covid-19 di AS akan menjadi momen Pearl Harbor dan 9/11. “Hanya saja itu tidak akan dilokalkan, itu akan terjadi di seluruh negara,” ujar Adams. 

Wabah Covid-19 telah menyebar ke 184 negara. Hingga berita ini ditulis, kasus di tingkat global telah mencapai 1,6 juta dengan korban meninggal menembus 95.718 jiwa. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement