Jumat 10 Apr 2020 11:37 WIB

Menko PMK Didorong Pimpin Langsung Penanggulang Covid-19

Wewenang menko lebih besar sehingga bisa berkoordinasi lintas sektoral kementerian

Ilustrasi virus corona masuk Indonesia
Foto: MgIT03
Ilustrasi virus corona masuk Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan (PMK) diminta tampil di depan dan memimpin langsung pencegahan dan penanggulangan virus corona (Covid-19) yang mewabah di Tanah Air. Bambang Haryo Soekartono, anggota DPR RI Fraksi Gerindra periode 2014-2019, menilai Menko PMK Muhadjir Effendy belum dimanfaatkan secara maksimal dalam mencegah dan mengatasi wabah Covid-19, padahal penanggulangan bencana berada di bawah koordinasinya.

“Menko PMK seharusnya aktif memimpin langsung Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Karena mengandung unsur pencegahan terhadap Covid-19. Jangan biarkan Presiden Jokowi menanggung sendiri beban dalam mengatasi wabah Covid-19,” ujar Bambang dalam siaran persnya, Kamis (9/4).

Selaku menko PMK yang bertanggung jawab pada penanggulangan bencana, tutur Bambang Haryo, koordinasi dengan semua kementerian dan lembaga akan lebih mudah dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19.  “Wewenang menko kan lebih besar sehingga bisa berkoordinasi lintas sektoral kementerian dan lembaga. Penanganan Covid-19 jangan diserahkan ke pejabat-pejabat di bawahnya, karena menyangkut keselamatan nyawa publik, tetapi harus dipimpin langsung oleh menko PMK di tingkat pusat dan kepala daerah di tingkat daerah,” cetusnya.

Bambang Haryo mengatakan menko PMK harus lebih gencar mensosialisasikan tentang social atau physical distancing serta upaya meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat melalui edukasi pola hidup sehat dan peningkatan gizi. 

Menko PMK juga harus melibatkan menteri terkait, seperti halnya menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) yang harusnya sangat berperan  ikut mensosialisasikan pencegahan virus akibat lingkungan yang tidak memadai dan juga masalah seperti physical distancing, disinfektan lingkungan, dan pemanfaatan sinar matahari serta semua tumbuh-tumbuhan dan juga udara yang bersih untuk kesehatan manusia. Tetapi hingga saat ini belum bergerak.

Menteri Pertanian juga diminta segera mendorong produksi komoditas pokok pangan maupun tanaman obat untuk pencegahan virus, seperti kunir, jahe, sirih, brokoli, tomat, kelapa hijau, madu, telur, dan sebagainya dalam jumlah yang sangat besar. Tetapi hingga saat ini banyak komoditas pokok pangan yang kesulitan didapatkan dan berharga mahal. “Pemerintah harus memproteksi komoditas itu agar harganya murah. Untuk itu, Menteri Perdagangan diminta menjaga keseimbangan supply dan demand, memperkuat peran Satgas pangan dan obat-obatan yang selalu terus bergerak untuk memberantas kartelisasi dari spekulan yang sekarang marak di negara kita mengakibatkan tidak terjangkaunya daya beli di masyarakat,” jelas Bambang Haryo.

Bambang Haryo juga mengusulkan pemerintah agar memanfaatkan kompleks perkampungan atlet Hambalang yang terbengkalai untuk dijadikan rumah sakit darurat Covid-19.  Selain lokasinya berada di ketinggian 500-600 mdpl dan jauh dari pemukiman penduduk, kompleks Hambalang juga mudah diakses dari wilayah Jabodetabek yang menjadi episentrum wabah Covid-19. “Mobilisasi pasien, tenaga medis, serta keperluan lain akan lebih mudah dan murah,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement