Jumat 10 Apr 2020 09:02 WIB

Beli Alat dari Korsel, Jabar Bisa 1.200 Tes Covid-19 Sehari

Pemprov Jabar juga membeli 20 ribu reagen untuk tes Covid-19.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Alat tes virus corona Covid-19, ilustrasi
Foto: AP Photo/John Minchillo
Alat tes virus corona Covid-19, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Labkesda) akan dapat memeriksa 1.200 sampel per hari setelah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar membeli mesin ekstraksi dari Korea Selatan dan 20 ribu reagen atau reaktan untuk pemeriksaan Covid-19 dengan teknik polymerase chain reaction (PCR).

Menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, peningkatan kapasitas tes menjadi fokus Pemprov Jabar untuk memetakan penyebaran dan mempercepat penanggulangan Covid-19. Sebelumnya, Labkesda Jabar hanya mampu memeriksa 140 sampel per hari. 

Baca Juga

"Dengan alat yang ada ini ditambah sumbangan dari Unpad, ITB, dan lainnya sekarang Labkesda Jabar bisa mengetes 1.200 per hari, jadi lompatannya luar biasa," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai meninjau Labkesda Jabar di Kota Bandung, Kamis petang (9/4). 

Emil mengatakan, Pemprov Jabar saat ini sedang meningkatkan kapasitas pengetesan. "Mudah-mudahan makin banyak yang dites, kita semakin tahu peta persebaran (Covid-19)," katanya.

Selain mesin ekstraksi, kata dia, Pemprov Jabar sudah membeli 20 ribu reagen atau reaktan untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19. Nantinya, reagen akan didistribusikan ke sejumlah Perguruan Tinggi (PT) di Jabar yang mempunyai laboratorium pengujian Covid-19.

"Kita juga sudah beli 20 ribu reagen untuk PCR ini memang harganya mahal, kalau RDT Rp 50 ribu per sampel, kalau reagen PCR setengah juta per sampelnya," kata Emil. 

Emil mengatakan, Pemprov Jabar sudah menggelar rapat kerja dengan IPB dan UI karena kedua perguruan tinggi tersebut telah memiliki laboratorim sendiri.

"Jadi sebagian dari 20 ribu itu kami kembangkan untuk pengetesan di wilayah Depok, Bogor dan sekitarnya," katanya.

Menurut Emil, pihaknya sedang mendorong Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon untuk memiliki laboratorium pengujian COVID-19. "Unswagati Cirebon juga sedang kita dorong untuk punya laboratorium sehingga nanti semua wilayah di Jabar ter-cover dengan baik," katanya.

Dengan tambahan mesin esktraksi dan reagen, kata dia, Labkesda Jabar akan mengetes warga terindikasi Covid-19 yang dites melalui rapid diagnostic tes (RDT) dengan Swab Test yang akan menggunakan mesin PCR.

"Kami sedang mengetes ulang yang sudah positif rapid test jumlahnya 820 sekarang sedang diantrekan di Labkesda untuk memastikan positif atau negatif, kalau sudah nanti langsung disampaikan," papar Emil.

Labkesda Jabar, kata Emil, menjadi bagian paling penting dan signifikan dalam menanggulangi dan melawan Covid-19. Labkesda Jabar sendiri telah mengantongi sertifikat Laboratorium Penguji dan Laboratorium Medik dari Komite Akreditasi Nasional dan sertifikat Bio Safety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO). 

"Peralatan di Labkesda sangat canggih yang memang tidak banyak yang memiliki di Indonesia. Jadi, Jabar sangat beruntung punya alat-alat canggih di Labkesda. Insyaallah kekuatan ini akan memperkuat perang kita menang melawan Covid-19," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement