Jumat 10 Apr 2020 06:12 WIB

Obat Rasulullah, Makanan Sehat non Kimiawi

Metode pengobatan ala Rasulullah itu penting diketahui oleh umat Islam.

Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW adalah teladan terbaik bagi umat manusia. Dia merupakan pribadi yang agung, yang telah dijamin Allah SWT bebas dari dosa dan kemaksiatan. Pantaslah jika Rasul menjadi panutan dan contoh utama, termasuk dalam hal pengobatan. Dia adalah panutan nomor wahid dalam menerapkan pengobatan penyakit yang diturunkan Allah.

Dengan keyakinan ini, metode pengobatan ala Rasulullah itu penting diketahui oleh umat Islam. Meneladani cara pengobatan yang dicontohkan Rasul adalah bagian dari kewajiban mengikuti sunahnya.

Ulama besar Ibnu Qayyim Al Jauziyah menulis perihal pengobatan yang telah dilakukan oleh Rasulullah. Sebuah cara pengobatan yang tidak sekadar berlandaskan rasio belaka, tetapi didukung penuh oleh otoritas wahyu Ilahi.

Menurut Ibnu Qayyim, ada dua jenis penyakit, yaitu penyakit hati dan jasmani. Penyakit yang bersemanyam di hati ada dua macam, yaitu syubhat yang disertai keraguan dan syahwat yang disertai kesesatan. Alquran menyebutkan kedua penyakit tersebut di dalam firman-Nya surah al-Baqarah ayat 10: “Dalam hati mereka ada penyakit. Lalu, Allah menambahkan penyakit mereka.”

Terkait penyakit jasmani, ada tiga metode pengobatan yang meliputi tiga aturan dasar. Yaitu, menjaga kesehatan, mencegah masuknya zat-zat berbahaya ke dalam tubuh, dan pembebasan tubuh dari zat-zat yang merugikan. Allah menyebut tiga prinsip dasar ini dalam tiga ayat yang berbeda, yaitu ayat tentang puasa, haji, dan bersuci.

Nabi juga mencontohkan bagaimana mengobati diri sendiri, keluarga, dan para sahabatnya. Jenis obat yang digunakan tidak berupa campuran kimia yang biasa disebut eqrabadzain. Sebagian besar obatnya bahkan adalah makanan sehat non kimiawi.

Mungkin mereka menambahkan bahan lain untuk membuat obat terasa lebih enak. Obat ini lazim dikonsumsi penduduk beberapa bangsa, seperti Arab, Turki, India, dan bangsa-bangsa pengembara. Bangsa Romawi dan Yunani gemar menggunakan campuran bahan-bahan kimia, sementara pengobatan di India secara umum berupa makanan sehat nonkimiawi.

Para ahli kesehatan setuju jika penyakit dapat diobati dengan makanan sehat, penggunaan obat sebisa mungkin dihindari. Jika terpaksa menggunakan obat, sedapat mungkin yang sederhana.

Tubuh akan dirugikan jika yang digunakan adalah obat kimia. Ini karena jika obat yang diberikan tidak bisa diterima tubuh atau tidak sesuai dengan penyakitnya, penyakit yang diderita tersebut tidak dapat sembuh. Sedangkan, jika kelebihan dosis, juga bisa membahayakan kesehatan.

 

 

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement