Jumat 10 Apr 2020 05:07 WIB

Baznas Libatkan Penjahit Disabilitas Produksi Masker Kain

Masker yang dihasilkan sesuai standar pemerintah

Rep: Rossi Handayani / Red: Hiru Muhammad
Anggota Kelompok Karya Cacat Berkreasi (KCB) Anggrek sedang melakukan proses penjahitan pesanan masker di pusat workshop mereka di Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Foto: istimewa
Anggota Kelompok Karya Cacat Berkreasi (KCB) Anggrek sedang melakukan proses penjahitan pesanan masker di pusat workshop mereka di Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mendorong mustahik penjahit binaan meningkatkan produksi masker kain. Hal ini dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan masker yang saat ini terus meningkat seiring dengan meluasnya pandemi Covid-19.

Plt Kepala Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik, (LPEM) Baznas, Deden Kuswanda mengatakan, Baznas memberikan pendampingan kepada para penjahit disabilitas ini untuk meningkatkan kapasitas produksinya hingga mencapai 500 masker per hari. 

"Pandemi Covid-19 menjadikan permintaan masker kain semakin tinggi dan hal ini dirasakan pula oleh kelompok Kelompok Karya Cacat Berkreasi (KCB) Anggrek. Selama dua minggu terakhir ini mereka mendapat tambahan pesanan masker kain dari berbagai pihak. Harga masker yang di produksi saat ini sangat terjangkau yakni Rp 5.000 hingga Rp5.500 per satuan," kata Deden, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/4).

Para anggota kelompok ini merupakan penyandang disabilitas binaan Baznas yang difasilitasi mesin jahit khusus. Mereka sudah berpengalaman dalam bidang konveksi khususnya menjahit.

Deden mengungkapkan, masker yang dihasilkan kelompok KCB Angrek merupakan masker kain sesuai dengan standar anjuran pemerintah yang dapat menutupi hidung sampai dagu, dan terdiri dari tiga lapis kain. Lapisan ketiga merupakan kantong sebagai tempat tambahan tisu di bagian hidungnya.

"Pendamping lapangan dari Baznas juga memperhatikan kualitas hasil masker yang akan dijual ke masyarakat. Harapannya dengan situasi seperti ini, kelompok dapat memproduksi masker dengan jumlah besar untuk mengakomodir kebutuhan pasar dalam upaya pencegahan Covid-19, sekaligus dengan begitu dapat meningkatkan omset pendapatan kelompok," katanya.

Kepala Divisi Pendayagunaan, Randi Swandaru mengatakan, Baznas terus memaksimalkan potensi usaha setiap mustahik agar tetap stabil di tengah krisis. Baznas berkomitmen akan mendampingi mustahik dalam kondisi apapun. 

Berlokasi di Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Kelompok KCB Anggrek merupakan kelompok penjahit binaan Baznas yang telah mendapatkan bantuan perlengkapan konveksi semenjak September 2019. KCB Anggrek ini memiliki 15 anggota, di mana 12 orang di antaranya memiliki usaha konveksi, sementara yang lain berprofesi di bidang perdagangan serta jasa.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement