Kamis 09 Apr 2020 19:05 WIB

Belajar Istiqamah dari Pemuda Kahfi

Gua sempit menurut pemikirannya bisa menjadi lapang berdasarkan kuasa-Nya

 Gua Ashabul Kahfi di Yordania.
Foto: Blogspot.com
Gua Ashabul Kahfi di Yordania.

REPUBLIKA.CO.ID, Istiqamah adalah urusan iman. Meski kita sudah melalui sepersekian tahun dari 1441 Hijriyah, hati ini hendaknya tetap dalam koridor iman. Tekanan datang silih berganti.

Ujian dan cobaan kerap menghampiri. Iblis menggoda dari segala penjuru. Dia ada dari sisi depan, belakang, kanan, kiri hingga dari bagian atas. Hanya orang-orang beriman yang bisa selamat dari godaan itu.

Allah SWT berfirman dalam Alquran: "Maka tetaplah kamu dalam jalan yang benar sebagai mana diperintahkan kepadamu… "(QS Hud ayat 112).

Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi menjelaskan bahwa istiqamah adalah sikap konsisten dalam taat kepada Allah. Dari Abu Amr alias Abu Amrah Sufyan bin Abdullah, ia ber kata: "Saya berkata kepada Rasulullah, wahai Rasulullah, ajari saya satu ucapan yang mengandung ajaran Islam dan saya tidak perlu lagi bertanya kepada siapa pun selain kepada anda." "Rasulullah menjawab," katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian bersikap istiqamah." (HR Muslim).

Tujuh pemuda mengukir kisah istiqamah yang menjadi pelajaran berharga bagi kita. Ashabul Kahfi dan anjingnya bernama Raqim ditidurkan Allah SWT selama lebih dari tigaratus tahun. Mereka bersembunyi demi menyelamatkan agama.

Syekh Mohammad Mutawalli Sya'rawi dalam Untaian Kisah- Kisah Qurani dalam Surat Al- Kahfi menjelaskan, kisah Ashabul Kahfi memiliki mutiara hikmah yang tak lekang hingga akhir zaman.

Allah SWT dapat menjadikan gua yang notabene tempat sempit dimana seseorang tidak bisa berlama-lama tinggal didalamnya sebagai tempat tidur para pemuda beriman hingga ratusan tahun. Allah menginginkan agar manusia menyadari, gua sempit menurut pemikirannya bisa menjadi lapang berdasarkan kuasa-Nya. Anugerah Tuhan membuat tempat sesempit itu terasa luas sehingga mereka pun bisa leluasa di dalamnya.

"Kenyataan ini mengingatkan kita bahwa setiap orang yang lari menyelamatkan agamanya ke suatu tempat di luar wilayahnya betapa pun sempitnya tempat itu akan terasa luas dan lapang ber kat rahmat Tuhan. Jika dia di tempat itu kesulitan rezeki, Allah akan membuka pintu-pintu re zeki baginya sehingga dia merasakan dirinya sebagai orang terkaya," tulis Syekh Sya'rawi.

Meski demikian, bersikap istiqamah merupakan hal takmu dah. Para pemuda Ashabul kahfi harus diusir para penguasa demi menjaga keistiqamahan dalam beriman. Demi alasan yang sama, Kanjeng Nabi SAW harus dihujat, dicaci, dilempari, hingga diusir saat mengawali dakwah kenabian. Nabi SAW pun mesti hijrah ke Yastrib demi menjaga akidah dan mengawali kembali dakwah dari mula.

"Bersikaplah istiqamah, namun kalian tidak akan dapat menghitung nilai istiqamah. Ketahuilah, bahwa amalan kalian yang terbaik adalah shalat. Yang dapat memelihara wudhu hanya lah orang beriman". (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

 

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement