Kamis 09 Apr 2020 17:25 WIB

Minuman Beralkohol Laris di Rusia Saat Karantina Wilayah

Tingginya konsumsi alkohol menjadi tantangan bagi kesehatan di Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Minuman beralkohol (ilustrasi).
Foto: hometone.com
Minuman beralkohol (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW--  Ritel-ritel Rusia melihat adanya kenaikan penjualan alkohol dalam beberapa pekan terakhir. Tampaknya konsumen membeli banyak vodka, whisky dan bir saat Moskow dan daerah lain di Rusia memberlakukan karantina wilayah untuk menahan laju penyebaran virus corona.

Perusahaan riset konsumen Nielsen menemukan pada pekan terakhir bulan Maret lalu penjualan vodka di seluruh ritel besar di Rusia naik 31 persen. Berdasarkan data yang dirilis Kamis (9/4) Nielsen juga menemukan penjualan whisky dan bir naik 47 persen dan 25 persen.

Baca Juga

Pada pekan lalu Presiden Rusia Vladimir Putin memperpanjang cuti dibayar di seluruh Rusia hingga 30 April. Saat ini Rusia sudah melaporkan 10.131 kasus infeksi.

Banyak perusahaan Rusia yang meminta karyawan mereka bekerja di rumah. Beberapa perusahaan meminta pegawai untuk mengambil cuti tidak dibayar sementara lainnya memotong gaji atau memecat karyawan mereka.

Di Moskow, warga hanya diizinkan keluar rumah bila untuk membeli makanan atau obat di dekat rumah mereka. Warga juga masih diperbolehkan untuk berobat, berjalan-jalan dengan anjing atau membuang sampah.

Salah satu ritel pangan terbesar di Rusia, Magnit mengatakan sejak karantina wilayah diberlakukan di seluruh negeri angka penjualan alkohol naik dua digit. Ritel lainnya Lenta dan O'Key mengatakan angka penjualan alkohol naik tiga digit.

Manager pemasok alkohol mengatakan penjualan alkohol murah naik dua kali lipat sejak karantina wilayah diberlakukan. Masyarakat membeli semua jenis alkohol yang bisa mereka beli.

"Mereka mengambil apa pun yang mereka bisa, vodka, cognac dan bir, sebagian besar masyarakat membeli apa pun yang paling murah," kata salah satu pegawai supermarket yang menawarkan barang-barang murah di Moskow.

Di Rusia, ada organisasi yang mendorong masyarakat untuk mengurangi konsumsi alkohol, bernama Sober Rusia. Ketua Sober Rusia Sultan Khamzaev mengatakan kenaikan penjualan alkohol disebabkan berbagai hal.

Namun biasanya karena liburan yang panjang, stress, atau takut kehabisan alkohol. Hal itu termasuk kepercayaan orang Rusia yang yakin alkohol bisa melindungi mereka dari virus corona.

Tingginya konsumsi alkohol di Rusia sudah menjadi tantangan serius bagi kesehatan publik di negeri itu. Dalam beberapa dekade terakhir konsumsi alkohol mulai menurun.

Pihak berwenang Rusia sudah meminta masyarakat untuk tidak mencoba mengobati diri dengan alkohol. Mereka juga sudah mengatakan minum alkohol tidak akan mencegah atau mengobati virus yang kini dikenal sebagai Covid-19 itu.

"Mencoba untuk mengobati segala sesuatunya dengan alkohol dan menunda pengobatan jelas akan memperburuk situasi pasien saat ia (datang ke rumah sakit), ketika itu sudah mustahil menyelamatkannya," kata Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko.

Namun Kementerian Industri dan Perdagangan Rusia meminta daerah untuk tidak membatasi pembelian alkohol. Alasannya bila larangan diterapkan maka akan menimbulkan 'ketegangan sosial yang serius'. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement