Kamis 09 Apr 2020 15:57 WIB

Pelaku UMKM Merugi Hadapi Pandemi Corona

Sejumlah pelaku UMKM alami kerugian usaha ditengah pandemi Covid-19.

Red: Edwin Dwi Putranto

Pekerja mengumpulkan telur puyuh dari kandang di Desa Paron, Kediri, Jawa Timur, Kamis (9/4/2020). Peternak mengaku merugi karena kesulitan memasarkan telur puyuh yang harga jualnya terus merosot dari normalnya Rp23 ribu menjadi Rp18 ribu per kilogram karena berkurangnya permintaan akibat pandemi COVID-19 dan diperparah dengan naiknya harga pakan. (FOTO : ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

Pekerja memberi makan puyuh petelur di Desa Paron, Kediri, Jawa Timur, Kamis (9/4/2020). Peternak mengaku merugi karena kesulitan memasarkan telur puyuh yang harga jualnya terus merosot dari normalnya Rp23 ribu menjadi Rp18 ribu per kilogram karena berkurangnya permintaan akibat pandemi COVID-19 dan diperparah dengan naiknya harga pakan. (FOTO : ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

Pekerja membuat tempe dengan kedelai impor di sentra perajin tahu tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Kamis (9/4/2020). Perajin tempe setempat mengaku omzetnya turun 30 persen karena kesulitan menjual produknya seiring penerapan physical distancing sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 sementara bahan baku kedelai impor harganya makin melambung. (FOTO : ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Pekerja membuat tempe dengan kedelai impor di sentra perajin tahu tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Kamis (9/4/2020). Perajin tempe setempat mengaku omzetnya turun 30 persen karena kesulitan menjual produknya seiring penerapan physical distancing sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 sementara bahan baku kedelai impor harganya makin melambung. (FOTO : ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Pedagang menata pakaian jadi di Pusat Pasar Bina Usaha Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis (9/4/2020). Para pedagang pakaian jadi dikawasan itu mengeluh sepinya pembeli sejak pandemik COVID-19 dan bahkan sebagian pedagang sudah menutup tempat usahanya. (FOTO : ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tanah air mengalami kerugian usaha ditengah wabah virus corona. Di Kediri, Jawa Timur, pengusaha telur puyuh mengaku merugi karena kesulitan memasarkan telur puyuh yang harga jualnya terus merosot.

Perajin tempe di Malang juga merasakan hal serupa. Mereka mengalami penurunan omzet hingga 30 persen karena kesulitan menjual produknya seiring penerapan physical distancing sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 sementara bahan baku kedelai impor harganya makin melambung yakni dari Rp6.800 menjadi Rp8.500 rupiah per kilogram.

Para pedagang pakaian jadi di Aceh mengeluh sepinya pembeli sejak pandemik COVID-19 dan bahkan sebagian pedagang sudah menutup tempat usahanya.

Untuk membantu sektor UMKM terdampak pandemi corona ini, pemerintah akan menyalurkan bantuan sosial sebesar Rp 5 juta kepada setiap pekerja formal, informal hingga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) selama berperang melawan wabah virus corona (Covid-19).

 

Hal ini juga untuk mengurangi tindak pemutusan hubungan kerja (PHK) dan menjaga kelangsungan usaha dari sisi perusahaan. Untuk pekerja di sektor formal, pemberian itu akan dilakukan dengan menggunakan skema BP Jamsostek. Sementara untuk pekerja informal dan pelaku UMKM, bantuan sosial akan disalurkan ke dalam konteks social safety net melalui program Kartu Prakerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement