Kamis 09 Apr 2020 10:34 WIB

Selama Ini Balotelli Baru Mengeluarkan 30 Persen Kemampuan

Saat berusia 17 tahun, ia sudah bermain untuk klub sebesar Inter Milan.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Penyerang  Brescia Mario Balotelli merayakan golnya ke gawang Lazio.
Foto: EPA-EFE/SIMONE VENEZIA
Penyerang Brescia Mario Balotelli merayakan golnya ke gawang Lazio.

REPUBLIKA.CO.ID, BRESCIA -- Sekitar satu dekade sebelumnya, Mario Balotelli digadang-gadang bakal menjadi pemain terbaik dunia. Tak berlebihan jika melihat pencapaian Balo di kala remaja.

Pada 2007 ia sudah bermain untuk klub sebesar Inter Milan. Saat itu, ia baru berusia 16 tahun.  Sekitar tiga tahun kemudian, ia menembus tim nasional Italia level senior. Sepak terjang Balotelli muda, mulai mendapat perhatian.

Namun berjalannya waktu si bengal mengalami penurunan performa. Saudara Balotelli, Enock Barwuah mengatakan itu. Enock merasa eks Manchester City dan Liverpool itu belum berada di standar permainan sendiri. "Satu hal yang perlu saya sampaikan kepada Mario. Jika dia tampil 100 persen, dia tak bisa dihentikan. Sebaliknya saat ini ia hanya menunjukkan 30 persen kemampuannya," ujar pria 27 berusia tahun ini kepada Calciomercato, dikutip dari Football Italia, Kamis (9/4).

Balotelli sempat malang melintang di berbagai klub besar Inggris dan Prancis. Pada akhirnya yang bersangkutan memilih pulang kampung. Sejak musim panas 2019, pemilik 36 caps Gli Azzurri itu berkostum Brescia. Menurut Enock, fakta demikian, menjadi kabar sukacita untuk mereka.

"Kami berdua sangat senang ketika dia menandatangani kontrak dengan Brescia. Mario tidak berpikir dua kali, ia langsung menerima (tawaran I Biancazzurri) dan membatalkan proposal lainnya," ujar sang adik.

Ia melihat saudaranya berupaya kembali ke level terbaik. Ada gairah yang ditunjukkan ketika berlaga. Kendati demikian, Enock kecewa terkadang Balotelli menjadi korban pelecehan rasis.

"Saya pikir harus ada hukuman keras untuk para penggemar tersebut (pelaku rasis). Tapi anda tidak bisa memaksa seseorang untuk berubah pikiran," tutur Enock.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement