Kamis 09 Apr 2020 04:15 WIB

Pasien Corona yang Meninggal di Bantul Ternyata Sudah Sembuh

Hasil uji laboratorium dari sampel yang diambil sebelum meninggal, dua kali negatif.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus Yulianto
Pekerja dengan pakaian pelindung membawa peti mati untuk dimakamkan di pemakaman yang baru dibuka yang disiapkan untuk para korban coronavirus.
Foto: AP / Binsar Bakkara
Pekerja dengan pakaian pelindung membawa peti mati untuk dimakamkan di pemakaman yang baru dibuka yang disiapkan untuk para korban coronavirus.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus positif terinfeksi virus Corona (Covid-19) dengan nomor 19 di DIY yang meninggal pada 6 April lalu ternyata dinyatakan sembuh pada 8 April in. Hal ini dikarenakan hasil laboratorium dari pemeriksaan swab yang telah dilakukan sebelumnya baru keluar pada 8 April.

Sementara, pengambilan sampel tes swab sudah dilakukan sebelum pasien tersebut meninggal. Pasien tersebut merupakan warga asal Kabupaten Bantul, berjenis kelami laki-laki dan berumur 53 tahun.

"Hal ini berdasarkan pada hasil uji laboratorium dari sampel yang diambil sebelum meninggal pada tanggal 2 dan 3 Maret dan diperoleh hasil negatif dua kali," kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih kepada wartawan, Rabu (8/4).

Dengan begitu, meninggalnya pasien tersebut dikarenakan ada komorbid atau penyakit penyerta. Sehingga, pasien ini dimasukkan ke dalam data pasien positif Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh dengan total per 8 April ini sudah ada tujuh pasien yang dinyatakan sembuh.

Dari kasus ini, bisa dilihat bahwa keluarnya hasil laboratorium tes swab Covid-19 di DIY membutuhkan waktu yang cukup lama. Padahal, di DIY sendiri sudah diberi kewenangan oleh pemerintah pusat yakni Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) DIY sebagai salah satu laboratorium yang dapat menguji sampel dari tes Covid-19.

Berty pun sebelumya juga menyebut bahwa keluarnya hasil laboratorium tersebut hanya membutuhkan waktu tiga sampai empat hari. Namun, dari kasus ini keluarnya hasil laboratorium mencapai satu bulan lebih.

Lamanya hasil laboratorium yang keluar di DIY sempat terkendala karena kurangnya komponen primer atau reagen yang dibutuhkan untuk pemeriksaan sampel dari tes swab Covid-19.

Kepala BBTKLPP DIY, Irene juga mengatakan, sebelumnya bahwa hasil yang bisa dikeluarkan per harinya dapat mencapai 180 hasil laboratorium. Jumlah tersebut dapat dicapai jika tidak ada perubahan primer.

Namun, jika ada perubahan dari primer ini, maka harus dilakukan optimasi ulang dan penyesuaian kembali dalam pemeriksaan. Sehingga, hal ini dapat memperlambat dan mengurangi jumlah hasil yang selesai diperiksa.

"Seperti misalnya kemaren karena proses optimasi dan penyesuaian kami hanya bisa memeriksa 30-an sampel," kata Irena pada Ahad (5/4) lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement