Selasa 07 Apr 2020 23:31 WIB

Dari Ashburton Grove Menjadi Emirates Stadium

Pada tahun 2000 Arsenal membeli tanah pembuangan limbah industri di Ashburton Grove.

Emirates Stadium
Emirates Stadium

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pada tahun 2000 Arsenal membeli tanah pembuangan limbah industri di Ashburton Grove. Setahun kemudian, Arsenal mendapatkan persetujuan untuk membangun stadion di tanah tersebut.

Pelatih Arsenal waktu itu, Arsene Wenger, menyebut proyek tersebut merupakan langkah terbesar Arsenal sejak era Herbert Champman. Pembangunan pun mulai dilakukan tahun 2002 tetapi berhenti pada 2004 karena masalah finansial.

Pad 5 Oktober 2004 menjadi hari bersejarah bagi klub papan atas Liga Inggris, Arsenal. Pada hari itu, Meriam London mendapatkan suntikan dana segar sekaligus sponsor utama baru dari perusahaan Emirates Airlines.

Sponsor tersebut menggelontorkan dana sebesar 100 juta poundsterling atau setara dengan Rp 1,62 triliun waktu itu. Dana tersebut merupakan yang terbesar selepas pembangunan stadion baru mereka. Kesepakatan besar pada tanggal tersebut juga menjadi sejarah penggantian nama markas Arsenal dari Ashburton Grove ke Emirates Stadium yang masih bertahan hingga sekarang.

Sejak saat itu Emirates Airlines masuk sebagai investor dan menyatakan kesiapannya menuntaskan pembangunan stadion tersebut. Akhirnya, pembangunan berlanjut dan selesai pada 2006 yang menelan biaya 390 juta poundsterling. Emirates Stadium dengan kapasitas 60.272 tempat duduk itu kini menjadi salah satu stadion termegah di Inggris. Stadion ini selalu menjadi tempat angker bagi lawanlawan Arsenal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement