Selasa 07 Apr 2020 23:01 WIB

Dua orang PDP di Pasaman Barat Dinyatakan Negatif Covid-19

Jumlah PDP di Pasaman Barat tinggal empat orang

Pasien sembuh corona yang dirawat telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.
Foto: Pendam Jaya
Pasien sembuh corona yang dirawat telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.

REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG EMPAT -- Dua orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Coronavirus Disease (COVID-19) di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jambak dinyatakan negatif COVID-19 dan dibolehkan pulang.

"PDP 01 dan 02 sudah sehat dan hasil dari pemeriksaan swab laboratorium UNAND negatif COVID-19," kata Juru Bicara COVID-19 Dinas Kesehatan Pasaman Barat Gina Alecia di Simpang Empat, Selasa (7/4).

Ia mengatakan dengan keluarnya hasil laboratorium itu maka kedua pasien itu diperbolehkan pulang dan dinyatakan sehat. "Artinya kedua pasien lepas statusnya dari PDP karena hasil labornya negatif yang keluar pada 7 April 2020 pukul 17.00 WIB," ujar Gina Alecia.

Dengan demikian jumlah PDP COVID-19 di Pasaman Barat tinggal empat orang yang sebelumnya enam orang. Sementara orang dalam pemantauan (ODP) hingga Selasa (7/4) berjumlah 127 orang, terdiri atas 109 orang dalam pemantauan dan 18 orang sudah selesai pemantauan serta dalam keadaan sehat.

Ia berharap jumlah PDP dan ODP terus berkurang dengan langkah-langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah setempat. Memang, katanya,ODP terus mengalami peningkatan setiap harinya, sebab, pelaku perjalanan yang pulang kampung juga terus meningkat. Hingga saat ini ODP di Pasaman Barat mencapai 3.578 orang.

Ia mengajak kepada semua pelaku perjalanan agar melakukan karantina mandiri di rumah selama 14 hari serta melakukan cek kesehatan. Pihaknya terus mengimbau kepada warga agar tetap waspada. "Jangan adakan kegiatan keramaian, pakai masker, sering cuci tangan, jaga kebersihan diri dan lingkungan," katanya.

Pemkab Pasaman Barat juga memperketat pengawasan di tiga titik perbatasan terhadap orang yang masuk ke wilayah itu."Masing-masing orang didata dan dicatat alamat dan nomor teleponenya. Jika suhu tubuhnya tinggi dan mempunyai riwayat perjalanan dari daerah pendemi maka akan dipantau dan masuk ODP," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement