Selasa 07 Apr 2020 19:17 WIB

APD di Majalengka Sangat Mahal dan Langka

IDI Majalengka sarankan masyarakat sehat gunakan masker kain dan rajin cuci tangan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) di Ruang Isolasi Infeksi Khusus (RIIK) untuk wabah Virus Corona.
Foto: Abdan Syakura/Republika
Perawat mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) di Ruang Isolasi Infeksi Khusus (RIIK) untuk wabah Virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Alat pelindung diri (APD) untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Kabupaten Majalengka semakin langka. Jika pun ada, maka harganya meroket sangat tinggi.

"Saat ini harga APD sangat mahal, naik berkali-kali lipat di pasaran,’’ ujar Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Majalengka Erni Harleni Selasa (7/4).

Erni mencontohkan, harga masker bedah semula hanya Rp 25 ribu per boks dengan isi 50 pcs. Namun saat ini melonjak hingga mencapai Rp 300 ribu per boks. "Sudah mahal, barangnya pun susah didapatkan,’’ kata Erni. 

Erni menambahkan, pihak penjual APD pun meminta pembayaran uang tunai terlebih dahulu. Setelah dibayar tunai, baru barang akan dikirim.

Kendati mengeluhkan kelangkaan dan mahalnya APD saat ini, Erni mengimbau masyarakat agar tidak panik. Mereka diminta tetap menjaga kebersihan dan kesehatan, mengkonsumsi makanan bergizi, dan olah raga secara teratur.

"Saran buat masyarakat yang sehat, tetap gunakan masker kain. Dan yang terpenting, cuci tangan dengan benar, jaga jarak aman satu sampai dua meter,’’ tukas Erni.

Erni juga meminta agar masyarakat tetap di rumah masing-masing. Mereka harus tetap berada di rumah, jika tidak ada keperluan mendesak.

Sementara itu, kelangkaan dan mahalnya APD juga pernah disampaikan oleh Bupati Majalengka, Karna Sobahi, belum lama ini. Menurut dia, salah satu kendala dalam menghadapi pandemi Covid-19 adalah kelangkaan alat kesehatan (alkes) dan APD bagi para tenaga medis dan pasien.

"Jujur saja, kalau pun mahal, kita akan tetap beli. Tapi masalahnya barangnya sangat sulit didapat,’’ ujar Karna.

Karna menjelaskan, ADP itu hanya digunakan satu kali saat bertugas. Setelah itu, harus dimusnahkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan. Karenanya, saat ini dibutuhkan APD dalam jumlah banyak bagi para tenaga medis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement