Selasa 07 Apr 2020 16:25 WIB

Harga Ayam Potong di Banyumas Anjlok

Peternak menyebut harga ayam potong bahkan bisa menurun hingga Rp 7.500 per kg.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pedagang ayam potong melayani pembeli di pasar.
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang ayam potong melayani pembeli di pasar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Kalangan peternak ayam potong di eks Karesidenan Banyumas, mengeluhkan anjloknya harga ayam potong di pasaran. Mereka menyebutkan, harga ayam potong pada masa wabah Covid-19 ini seperti dijual obral karena permintaan menurun dratis.

''Saya tidak tahu lagi harus bagaimana ini? Jelas rugi banyak. Mungkin selama beberapa musim, saya tidak akan ternak ayam lagi. Termasuk saat menjelang lebaran,'' jelas Rahmadi (44), peternak ayam potong di Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, Selasa (7/4).

Dari pemantauan di beberapa pasar tradisional, harga ayam potong saat ini sudah jauh lebih rendah dari harga normal. Ayam potong dalam kondisi hidup yang biasanya dihargai sampai Rp 18-20 ribu per kg, saat ini hanya dijual seharga Rp 8.000-Rp 10 ribu per kg.

Ratminah (34), seorang pedagang ayam potong di Pasar Ajibarang menyebutkan, anjloknya harga ayam potong ini berlangsung sejak pertengahan Maret 2020. Yakni, sejak pemerintah menghimbau warganya untuk berada di rumah. ''Sejak itu, harga ayam terus mengalami penurunan. Bahkan pengunjung pasar saat ini juga sepi,'' katanya.

Namun dia menyebutkan, anjloknya harga ayam potong ini disebabkan banyaknya restoran atau rumah makan yang tutup. Kalau pun ada rumah makan yang buka, pembelian daging ayam potongnya sudah jauh berkurang. ''Kondisi inilah, yang menyebabkan harga ayam potong turun drastis,'' katanya.

Anjloknya harga ayam potong ini, juga terjadi di Kabupaten Cilacap. Partini (37), seorang tengkulak ayam potong yang biasanya memasok ayam potong pada pedagang di Pasar Kroya, mengaku hanya menjual ayam potong seharga Rp 9 ribu per kg. ''Saya belinya dari peternak Rp 7.500 per kg,'' katanya.

Bahkan dengan harga itu pun, dia mengaku tidak lagi kulakan ayam potong pada peternak dalam jumlah besar. Hal ini mengingat rumah makan yang selama ini mendapat pasokan ayam potong darinya, juga banyak yang tutup. ''Sekarang kondisi sudah berat sekali,'' katanya.

Rahmadi mengaku, sebelumnya dia mengaku beternak ayam potong dalam jumlah cukup banyak, karena untuk mengantisipasi kenaikan harga pada saat menjelang Ramadhan. Hal ini karena pada saat menjelang lebaran, biasanya akan banyak orang yang menggelar hajatan.

''Biasanya, harga ayam potong akan melonjak pada saat menjelang puasa hingga awal puasa. Setelah itu, akan turun sedikit kemudian naik lagi pada saat menjelang lebaran,'' katanya.

Namun kondisi saat ini, berbanding terbalik dari yang diperkirakan. Adanya wabah Corona, menyebabkan harga ayam potong anjlok luar biasa. ''Selama beternak ayam, sepertinya baru sekarang ini harga ayam potong anjlok sampai harga Rp 7.500 per kg,'' katanya.

Dia mengaku terpaksa menjual ayam potong hasil panennya dengan harga tersebut, karena ayam potong yang dipeliharanya sudah masanya panen. Kalau tetap dipelihara, dia sudah tidak sanggup membeli pakan, karena harga pakan tidak ikut turun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement