Selasa 07 Apr 2020 13:23 WIB

Jurus Kementerian BUMN Lawan Wabah Corona & Perkuat Ekonomi

Dampah ekonomi wabah virus corona ikut menerjang Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Wabah covid-19 berdampak pada kinerja BUMN. Namun demikian, BUMN tetap aktif membantu masyarakat hadapi wabah ini. Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga kiri) berada di ruang IGD saat meninjau Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Wabah covid-19 berdampak pada kinerja BUMN. Namun demikian, BUMN tetap aktif membantu masyarakat hadapi wabah ini. Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga kiri) berada di ruang IGD saat meninjau Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh M Nursyamsi, Elba Damhuri

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menghadapi tantangan berat di tengah meluasnya wabah virus corona (covid-19). Kinerja BUMN diperkirakan terimbas pandemi corona.

Alur kas (cash flow), siklus bisnis, proyek-proyek, beban utang, hingga dividen BUMN tidak akan semulus seperti kala normal. Kini daya tahan (resilience) BUMN menjadi sangat penting untuk menjaga kinerja sekaligus menjaga perekonomian nasional.

Menteri BUMN Erick Thohir mengakui besarnya dampak wabah Covid-19 terhadap kinerja BUMN. Fokus Kementerian BUMN saat ini, seperti disampaikan Erick Thohir, bagaimana BUMN memetakan bisnisnya, melakukan efisiensi, konsolidasi, hingga rasionalisasi berupa perampingan BUMN.

Hampir semua sektor BUMN terimbas dampak ekonomi wabah corona. BUMN sektor pariwisata dan transportasi sejak awal Covid-19 sudah merasakan dampak berat wabah ini. Di sini ada BUMN hotel, penerbangan, kapal laut, dan bisnis pendukungnya.

Di sektor energi, Pertamina dan PLN juga merasakan efek pelemahan rupiah atas dolar AS. Pertamina memiliki kontrak-kontrak impor minyak untuk memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri, sementara PLN punya kewajiban obligasi global yang mayoritas dalam bentuk dolar AS.

BUMN karya pun merasakan wabah Covid-19 menghantam proyek-proyek infrastruktur mereka. Hal ini berdampak kepada BUMN perbankan yang banyak membiayai proyek-proyek infrastruktur dari skala kecil, menengah, hingga besar.

Kredit dan pembiayaan macet menjadi ancaman serius bank-bank BUMN. Apalagi, debitur industri dari UMKM sampai industri besar pun banyak meminjam uang dari bank-bank BUMN di mana bisnis mereka juga kena dampak.

Menghadapi badai Covid-19 ini, Menteri BUMN sudah mengeluarkan sejumlah jurus agar daya tahan BUMN tetap kuat. Pertama, Erick menyampaikan sudah melakukan finalisasi pemetaan portofolio bisnis seluruh BUMN dan anak cucu usaha BUMN. 

Menteri BUMN merampingkan 51 anak cucu usaha dari Pertamina, Telkom, dan Garuda Indonesia. Erick akan meneruskan perampingan dengan tetap memperhatikan karyawan yang bekerja di dalamnya. 

"Kita memastikan bagaimana pekerja diutamakan, digabungkan usaha lain, diprioritaskam efisiensi, dan memperkuat cash flow," ujar Erick di Jakarta, Ahad (5/4). 

Garuda Indonesia akan melebur PT Garuda Tauberes Indonesia, anak usahanya yang tidak produktif. Lima anak usaha lainnya, yakni PT Rilis Arah Pratama Indonesia, PT Indo Suplai Total Solusi, PT Garuda Indonesia Air Chartere, PT Garuda Ilmu Terapan Cakrawala Indonesia, serta PT Garuda Energy Logistik & Komersial, masih dalam proses kajian.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan masih menunggu petunjuk dan pelaksanaan rasionalisasi enam perusahaan yang akan dilebur tersebut. Irfan mengatakan, rasionalisasi masih dalam proses dan diharapkan dapat terlaksana. 

Vice President Corporate Pertamina Fajriyah Usman menyebut pihaknya telah melakukan kajian dan mengidentifikasi struktur korporasi Pertamina Group. Ada 25 perusahaan yang posisinya dalam status nonaktif yang akan dilikuidasi atau didivestasi. Sebagian besar adalah perusahaan afiliasi atau cucu dan cicit perusahaan di bidang hulu dan hilir migas Pertamina yang telah lama nonaktif.

Fajriyah mengatakan, setelah kegiatan operasionalnya berakhir, entitas bisnis juga sudah tidak aktif sehingga selanjutnya dapat dilikuidasi. Pertamina terus melakukan langkah optimasi kinerja operasional dan transformasi anak perusahaan, perusahaan patungan, dan perusahaan terafiliasi.

Erick menyampaikan, langkah untuk melakukan rasionalisasi anak cucu perusahaan merupakan rencana sejak lama. Ia menegaskan, hal tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan kondisi pandemi virus corona.

Langkah kedua, Erick menyebut melakukan pemetaan BUMN berdasarkan portofolio bisnis. Pemetaan dilakukan berdasarkan paramater nilai ekonomi layanan publik. 

Pemetaan akan menentukan langkah dan strategi bagi Kementerian BUMN untuk memutuskan mempertahankan, mentransformasikan, mengonsolidasikan, ataupun divestasi atau pelepasan perusahaan. Erick berharap pemetaaan dan langkah efisiensi yang dilakukan BUMN mampu mengantisipasi dampak perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid-19. 

Ia menyebut adanya potensi risiko berat dan sangat berat. Erick menegaskan, pemerintah tak tinggal diam dan terus berusaha menjaga perekonomian bangsa. 

Ketiga, Kementerian BUMN memastikan semua karyawan BUMN mendapat perhatian serius. Karyawan BUMN akan menjadi bagian utama BUMN dalam menghadapi badai wabah Covid-19 ini. 

Dalam hal peleburan anak usaha BUMN seperti Pertamina dijamin tidak ada PHK. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan, perusahaan memastikan tak akan ada gelombang pemutusan hubungan kerja karyawan. 

"Sesuai dengan amanat pemerintah tidak akan ada lay off dalam kebijakan ini,” kata Nicke.

Upaya keempat, Erick menegaskan, Kementerian BUMN akan tetap melaksanakan proyek strategis dan fokus pada bisnis inti. Ia memberi alasan mengapa yang didahulukan Garuda Indonesia dan Telkom. Keduanya berstatus perusahaan terbuka dan (konsolidasi) penting. 

Pasalnya, status perusahaan terbuka mengharuskan transparan. “Fokus kepada bisnis inti agar kita bisa terus sehat. Apalagi, dengan adanya Covid-19 terus efisiensi. Kami juga di Kementerian BUMN melakukan sama, bisnis proses yang benar harus dilakukan,” kata Erick. 

Respons Ekonom untuk Kinerja BUMN

Menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah, sektor usaha mengalami penurunan omzet akibat penyebaran virus corona. Dengan menurunnya permintaan global dan domestik, penurunan omzet dan keuntungan (dividen) merupakan sebuah keniscayaan.

"Tidak bisa dielakkan karena BUMN dan swasta sektor pariwisata dan transportasi bisa dipastikan mengalami penurunan laba dan dividen,” kata Piter, Ahad (5/4).

Penurunan omzet akan memengaruhi setoran dividen yang dibayarkan kepada pemerintah. Perusahaan pelat merah harus melakukan pengurangan biaya untuk menghindari inefisiensi agar tidak mengalami kerugian.

“Sektor manufaktur yang sangat bergantung kepada barang impor di tengah pelemahan rupiah juga sangat terdampak negatif. Industri keuangan juga terdampak negatif karena tekanan kredit bermasalah atau NPL,” ucapnya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan, perusahaan pelat merah harus menyiapakan efisiensi besar-besaran secara operasional. BUMN harus menunda megaproyek yang memakan biaya besar dan mengkaji ulang rencana bisnis. Yang perlu diperhatikan juga oleh BUMN terkait soal beban utang untuk menghindari default, kemudian upaya refinancing utang jatuh tempo dengan sumber pembiayaan yang murah. 

Berdasarkan perkembangan, kredit sektor usaha yang rentan turun adalah sektor BUMN migas karena harga minyak murah, disusul pertambangan dan perkebunan. Kemudian, BUMN sektor logistik, transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara sudah menunjukkan penurunan, bahkan sebelum Covid-19. Sementara itu, BUMN bidang industri pengolahan melambat terkena sulitnya akses bahan baku dan permintaan pasar ekspor yang rendah. 

Direktur Eksekutif Economic Action Indonesia Ronny P Sasmita menilai langkah Menteri BUMN Erick Thohir merampingkan anak cucu usaha BUMN sudah tepat dan patut diapresiasi. Ronny menyampaikan, selama ini banyak BUMN yang melakukan ekspansi, tetapi tak diikuti dengan analisis jangka panjang. Hal ini akhirnya membebani keuangan induk perusahaan.

Ronny menyebut, apa yang sudah dijalankan Erick Thohir ini bagian dari konsistensi Kementerian BUMN. Seperti diketahui, perampingan jumlah BUMN ini terus digaungkan sejak menteri BUMN sebelumnya. Tidak hanya itu, Ronny menambahkan, di tengah pandemi Covid-19 yang membutuhkan sikap gotong royong, Erick tetap menjalankan kebijakan utamanya demi membawa BUMN lebih baik ke depannya.

BACA JUGA: Menkeu Sri Mulyani Ungkap Industri Berpotensi Untung di Tengah Wabah Corona

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement