Selasa 07 Apr 2020 10:55 WIB

Media Diminta Perangi Perspektif Buruk tentang Islam

Media global menggambarkan Islam penuh kekerasan.

Rep: Kiki sakinah/ Red: Muhammad Hafil
Kantor berita Anadolu Agency
Foto: Anadolu Agency
Kantor berita Anadolu Agency

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seorang pemimpin Muslim India meminta kantor berita Turki Anadolu Agency untuk mengintensifkan upaya dalam rangka memerangi persepsi negatif tentang Muslim dan Islam di seluruh dunia. Hal itu disampaikan anggota parlemen India sekaligus presiden All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen, Asaduddin Owaisi, dalam pesan ucapan selamatnya atas 100 tahun perjalanan jurnalisme Anadolu Agency kemarin Senin (6/4).

Ia mengatakan, media global telah menggambarkan agama Islam sebagai rawan kekerasan dan secara diametris menentang Barat. Padahal, menurutnya, Islam adalah agama paling cinta damai.

Baca Juga

"Oleh karena itu, pada masa-masa ini menjadi keharusan bagai organisasi berita seperti Anadolu Agency untuk memikul tugas tambahan dari penyebaran berita serta memerangi persepsi tentang Muslim dan Islam di seluruh dunia," kata Owaisi, yang merupakan anggota empat kali parlemen yang mewakili kota bersejarah di selatan, Hyderabad, dilansir di Anadolu Agency, Selasa (7/4).

Owaisi mengatakan, Turki dan para pemimpinnya telah menyadari kekuatan media seabad yang lalu ketika mereka meletakkan dasar-dasar negara republik serta kantor berita ini pada 1920 silam. Ia lantas menggambarkan Anadolu Agency sebagai kantor berita pertama Dunia Muslim. Menurutnya, Muslim India selalu memiliki hubungan khusus dengan Turki dan rakyatnya.

 

"Ini adalah fakta, diakui dalam sejarah bahwa orang-orang India, yang sendiri berjuang melawan kekuatan kolonial, muncul untuk membantu Turki dalam perjuangan nasionalnya di awal abad ke-20," lanjutnya.

Owaisi mengingat saat kota Hyderabad menyaksikan gerakan kuat untuk membantu saudara-saudara di Turki. Ia mengatakan, orang-orang seperti Waman Naik, Keshavrao, Mir Akbar Ali dan Muhammed Asghar adalah beberapa di antara yang memimpin gerakan di Hyderabad untuk mendukung Turki.

"Kami di India juga bangga bahwa salah satu pendiri Anadolu Agency adalah Abdul Rehman Peshawari, alumnus Universitas Muslim Aligarh. Dia telah bergabung dengan misi orang-orang untuk membantu orang-orang di Turki yang menderita karena Perang Balkan 1912-13," tambahnya.

Peshawari adalah keturunan Kashmir dan keluarganya telah pindah ke Peshawar (sekarang di Pakistan) pada akhir abad ke-19. Owaisi lantas mendo'akan agar Anadolu Agency memiliki masa depan yang cerah.

"Karena Anadolu Agency tengah melewati tonggak penting tahun ini, melengkapi 100 tahun keberadaanya, kami berharap kini AA mengambil peran dari kantor berita global dan bisa bersaing ketat dengan outlet media Barat dalam hal liputan, kredibilitas, pemahaman, dan pendalaman berita," katanya.

Kantor berita Anadolu Agency didirikan pada 6 April 1920 oleh pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk. Kantor berita ini dibentuk untuk membawa fakta-fakta Perang Kemerdekaan Turki ke dunia.

Sejarah pembentukan AA hampir sama dengan pendirian Republik Turki. AA didirikan 6 April 1920, 17 hari sebelum parlemen Turki bersidang untuk pertama kalinya. Kala itu, AA membantu mengumumkan undang-undang pertama oleh parlemen yang mendirikan Republik Turki.

Kantor berita ini telah menyaksikan semua tahap perjuangan nasional, Perang Kemerdekaan dan reformasi Republik Turki. Saat ini, AA memproduksi berita dalam 13 bahasa, di antaranya Turki, Inggris, Arab, Prancis, Spanyol, Kurdi dalam dua dialek, Kurmanji dan Sorani, Bosnia-Kroasia-Serbia, Rusia, Albania, Persia, Makedonia dan Indonesia.

Sebagai kantor berita global, Anadolu Agency adalah salah satu dari 10 outlet media paling berpengaruh di dunia. Mereka menyediakan bagi hampir 6.000 pelanggan dari 100 negara dengan ribuan berita, foto, video, infografis, dan konten berbasis informasi lainnya melalui jaringan koresponden globalnya dan jurnalis foto di 86 negara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement