Selasa 07 Apr 2020 05:47 WIB

Corona Mewabah, 15 Juta Orang Gunakan Layanan Telemedicine

Layanan telemedicine telah diakses 15 juta orang sejak virus corona mewabah.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kanan) mengungkap, layanan telemedicine telah diakses 15 juta orang sejak virus corona mewabah.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kanan) mengungkap, layanan telemedicine telah diakses 15 juta orang sejak virus corona mewabah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat sudah 15 juta orang yang menjadi pelanggan perusahaan rintisian (start-up) layanan kesehatan. Diharapkan, angka partisipasi telemedicine itu dapat mengurangi aktivitas warga ke luar rumah.

Kegiatan berkonsultasi dengan dokter secara daring itu juga menjadi salah satu wujud pembatasan jarak antarindividu (physical distancing) untuk mengurangi tingkat penularan Covid-19. Ini telah sangat membantu berkurangnya jumlah pasien yang datang ke rumah sakit.

Baca Juga

"Nah kami juga berharap bahwa program dengan metode telemedicine ini bisa menjadi program prioritas nasional,” kata Ketua Gugus Tugas Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam telekonferensi pers usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari Istana Kepresidenan, Bogor, Senin.

Dengan situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini, Doni mengharapkan warga yang mengalami sakit atau gejala ringan dapat berkonsultasi terlebih dahulu melalui layanan dokter daring. Dengan begitu, tidak banyak masyarakat yang berdatangan ke rumah sakit.

“Cukup dengan menghubungi bebarapa platfom dari sejumlah unicorn yang sudah ada. Dengan metode seperti ini, masyarakat mampu berobat secara online dan bisa mendapatkan jenis obat yang dibutuhkan sesuai dengan nasihat dokter,” ujar dia.

Melalui telemedicine itu pula, menurut Doni, warga dapat melakukan isolasi mandiri jika merasakan gejala ringan Covid-19.

“Atas saran dan nasihat dari dokter, para warga mampu mengisolasli diri secara mandiri. Seperti halnya harus memakan makanan yang bergizi, cukup istirahat, pikirannya tidak boleh kalut, tidak boleh panik, hati harus gembira, harus optimis, dan sebagainya,” ujar dia.

Beberapa layanan start-up kesehatan, menurut Doni, antara lain Halodoc, Alodokter, SehatQ, Klikdokter, Yesdok, Doktersehat, Sehatpedia, Maudok, dan lain sebagainya. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019.

Masyarakat diminta untuk mengurangi secara signifikan aktivitas di luar rumah untuk mencegah penularan lebih luas Covid-19. Hingga Ahad (5/4), kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia mencapai 2.273 kasus, dengan 164 pasien telah sembuh, dan 198 pasien meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement