Selasa 07 Apr 2020 00:44 WIB

PPPA Daarul Quran Yogyakarta Buat Dapur Umum

PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta membuat dapur umum untuk tenaga medis.

PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta membuat dapur umum yang memproduksi makanan untuk didistribusikan pada para tenaga medis, polisi, petugas kebersihan, petugas keamanan, ojek online dan para pekerja harian lainnya pada Jumat (3/4).
Foto: Dok PPPA Daarul Quran.
PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta membuat dapur umum yang memproduksi makanan untuk didistribusikan pada para tenaga medis, polisi, petugas kebersihan, petugas keamanan, ojek online dan para pekerja harian lainnya pada Jumat (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PPPA Daarul Qur’an melalui program Siaga Bencana (SIGAB) membantu  distribusi makanan sehat untuk para pejuang di garda terdepan dalam menghadapi wabah Covid-19.

PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta membuat dapur umum yang memproduksi makanan untuk didistribusikan pada para tenaga medis, polisi, petugas kebersihan, petugas keamanan, ojek online dan para pekerja harian lainnya pada Jumat (3/4). Harapannya, kegiatan ini dapat memberikan nutrisi untuk bagi mereka ketika sebagian besar masyarakat Work From Home (WFH) karena pandemi covid-19.

Selepas zuhur, dua container berisi makanan sehat dibagikan. Beberapa pos polisi yang memantau lalu lintas di sekitaran Ring Road Selatan Yogyakarta menjadi sasaran, juga beberapa Rumah Sakit daerah Bantul, dan beberapa ojek online yang sedang menunggu antrian order makanan.

Aiptu Eko Sulistyo, salah satu Polantas menjelaskan mendapat dukungan keluarganya terutama istri dan anak-anaknya untuk terus bertugas. Menurut Aiptu Eko, yang penting adalah tetap jaga kebersihan dan mematuhi protokol-protokol kesehatan yang telah diterbitkan pemerintah, maka insya Allah situasi akan terus terkendali. Matanya berbinar, senyum dari rekan-rekan berjaganya mengembang lebar menerima makanan dari PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta.

Ada juga dokter Lina yang berjaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Nur Hidayah Bantul. Dokter Lina adalah salah satu dokter yang berjaga untuk menangani pasien-pasien dengan gejala COVID-19 di sekitaran wilayah Imogiri Timur. Dokter Lina juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak keluar rumah jika memang bukan dalam kepentingan yang mendesak. Menurutnya, sesiap apapun tenaga medis, dapat kewalahan jika pasien terlampau banyak.

“Kalau tidak penting silakan tetap di rumah,” imbau dokter Lina yang mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarganya untuk mengambil bagian dalam penanganan wabah covid-19.

Setelah RS Nur Hidayah, PPPA Daarul Qur’an Yogyakarta menuju RSUD Panembahan Senopati, Bantul yang menjadi salah satu rumah sakit rujukan covid-19 di Yogyakarta. Lutfiana adalah salah satu perawat di sana.

“Sudah lebih dari setahun saya disini, bismillah aja, insya Allah. Kami telah upayakan semaksimal mungkin, ruang isolasi juga telah disiapkan. Kita upayakan untuk mengurangi intensitas pengunjung dengan jam kunjungan itu ditiadakan dan hanya boleh satu orang saja yang menunggu jika ada keluarganya yang sakit. Selain itu kami juga telah menyiapkan bangsal sendiri untuk pasien covid-19,” paparnya.

Perawat Lutfiana berharap semuanya dapat teratasi, masyarakat mematuhi protokol kesehatan dari pemerintah dan semoga pasien tidak terus bertambah, sehingga harapan pandemi covid-19 selesai saat Ramadan bisa dicapai. Seperti dokter Lina, Lutfiana juga mengaku siap dengan tetap waspada.

Aiptu Eko, dokter Lina, dan perawat Lutfiana adalah tiga orang dari sekian ribu polisi, dokter, dan perawat yang terus berjaga menekan sebaran covid-19 di Yogyakarta. Mereka mengaku tetap saja punya kekhawatiran namun mereka mempunyai harapan yang kuat serta optimisme karena telah berupaya semaksimal mungkin untuk menghadapi covid-19. Menurut mereka, motivasi terbesar selalu datang dari keluarga. Selain resiko profesi, keluarga yang mendukung membuat mereka lebih siap lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement