Senin 06 Apr 2020 18:59 WIB

Erick Thohir Kaji BUMN Produksi Ventilator

Erick Thohir mendorong BUMN untuk memenuhi pasokan alat kesehatan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Indira Rezkisari
Petugas mempersiapkan alat medis ventilator di RS Darurat Covid-19 Kompleks Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, Ahad (22/3). Pemerintah menyiapkan sebanyak 2.500 kamar tidur di tower enam dan tujuh Wisma Atlet yang akan digunakan sebagai RS Darurat Covid-19 untuk menangani pasien Covid-19.
Foto: Thoudy Badai/Republika
Petugas mempersiapkan alat medis ventilator di RS Darurat Covid-19 Kompleks Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, Ahad (22/3). Pemerintah menyiapkan sebanyak 2.500 kamar tidur di tower enam dan tujuh Wisma Atlet yang akan digunakan sebagai RS Darurat Covid-19 untuk menangani pasien Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus menyampaikan pentingnya membangun ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan kesehatan bagi Indonesia. Tiga hal itu kerap ia sampaikan sebelum adanya pandemi corona.

Erick mendorong BUMN-BUMN terkait untuk fokus menyiapkan diri membangun ketahanan tiga sektor tersebut. "Yang kita selalu dengungkan, kenapa BUMN ingin konsolidasi RS (dan) farmasi itu karena food security dan health security jadi kenyataan hari ini. Kita tidak tahu ke depan, kita sebagai bangsa sekuat apa. Inilah tes kita tidak hanya kesehatan, tapi supply and demand," ujar Erick saat meninjau RS Pertamina Jaya di Jakarta, Senin (6/4).

Baca Juga

Erick mendorong BUMN memproduksi alat kesehatan, termasuk ventilator yang saat ini sangat dibutuhkan. Selama ini, menurut Erick, pemerintah selalu membeli ventilator karena tidak ada BUMN yang memproduksinya. Persoalan makin rumit untuk saat ini karena banyak negara yang juga membutuhkan ventilator.

"Masalahnya saat ini Amerika (dan) seluruh dunia membutuhkan. Saat ada ventilatorm mereka beli harganya dobel, ya doble (dibeli). Makanya presiden bentuk gugus untuk salah satunya percepatan proses administrasi," kata Erick.

Erick mengaku mendapat informasi dari sejumlah universitas seperti UI dan ITB serta BPPT dan PT LEN yang memiliki kemampuan memproduksi ventilator kelak. "Dengan penemuan-penemuan yang ada, kita sedang lihat. Kalau bisa bantu produksi, kenapa tidak. Kami di BUMN berusaha ingin jadi bagian yang bisa membantu dalam persoalan ketahanan kesehatan," ucap Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement