Senin 06 Apr 2020 12:43 WIB

Ekspor Sub Sektor Peternakan Meningkat di Tengah Covid-19

Ekspor Sub Sektor Peternakan pada Januari sampai Februari 2020 mencapai Rp 1,7 T.

Ekspor sub sektor peternakan meningkat di tengah pandemi Covid-19.
Foto: kementan
Ekspor sub sektor peternakan meningkat di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya untuk meningkatkan ekspor. Hal tersebut disampaikan oleh I Ketut Diarmita, Dirjen PKH di Jakarta, Senin (5/4).

"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Sub Sektor Peternakan pada Januari sampai Februari 2020 mencapai Rp 1,7 triliun, atau meningkat 30 persen dibandingkan ekspor pada Januari-Februari 2019 yang tercatat sebesar Rp 1,3 triliun (YoY)," ungkap Ketut.

Baca Juga

Ia kemudian menjelaskan bahwa pada bulan April 2020 ini, terdapat beberapa perusahaan Sub Sektor Peternakan yang telah memastikan akan melaksanakan ekspor ke beberapa negara dengan total nilai Rp 538,12 miliar. "Diharapkan nilai ini akan terus meningkat sampai akhir bulan," tambahnya.

Lebih lanjut Ketut memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan yang terus berupaya menggenjot ekspornya. Untuk bulan April ini, perusahaan yang telah melaporkan rencana ekspornya antara lain yaitu PT Sinar Indochem dan PT Charoen Pokphand Indonesia yang akan ekspor pakan ke Republik Demokratik Timor Leste masing-masing sebanyak 240 ton dan 60 ton dengan total nilai ekspor mencapai Rp 1,57 miliar.

Selain itu tercatat juga ada PT Greenfields Indonesia yang akan mengekspor susu dan produk susu olahan ke Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam sebanyak 417 Ton dengan nilai mencapai Rp 5,67 miliar. Sementara PT Japfa Comfeed Indonesia akan mengekspor Hatching Egg ke Myanmar serta Day Old Chicken (DOC) ke RDTL sebanyak masing-masing 625 ribu butir dan 18 ribu ekor dengan total nilai mencapai Rp 3 miliar.

"Sesuai dengan arahan Bapak Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, kita akan terus mendorong dan memfasilitasi perusahaan-perusahaan yang berencana akan ekspor produk peternakan," ucap Ketut.

Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Fini Murfiani menambahkan bahwa perusahan yang memproduksi Sarang Burung Walet (SBW) yaitu PT Ori Ginalnest Indonesia juga akan mengekspor SBW ke Amerika Serikat, China, dan Australia sebanyak 780 kilogram (kg) dengan nilai sebesar Rp 24,96 miliar.

Tak ketinggalan, Fini juga menerangkan bahwa terdapat beberapa perusahaan yang bergerak dalam industri Obat Hewan yang akan mengekspor obat hewan jenis vaksin dan biologik sebanyak 343.582.000 dosis, farmasetik dan premix sebanyak 23.922 ton ke negara China, Jepang, Australia, dan ke lebih dari 30 negara lainnya.

"Nilai ekspor obat hewan tersebut mencapai nantinya mencapai Rp 502,66 miliar,” ungkapnya.

Fini mengakui bahwa pandemi Covid-19 yang menyebar secara masif di dunia, membuat beberapa negara terdampak mengeluarkan kebijakan pembatasan keluar masuknya barang dan manusia dari ke negara mereka, bahkan ada yang mengambil kebijakan lockdown, hal ini menurutnya membuat aktivitas perdagangan pun mengalami tekanan.

Namun dengan melihat pencapaian kinerja ekspor sub sektor peternakan pada Januari-Februari 2020, dan rencana ekspor para pelaku usaha pada bulan April tersebut, Ia optimistis bahwa ekspor produk sub sektor peternakan dapat bertahan dalam ketidakpastian perekonomian akibat pandemi Covid-19 saat ini.

“Seperti yang terus disampailan Bapak Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, sektor pertanian harus menjadi sektor yang paling tangguh dalam menghadapi berbagai krisis, tidak hanya fokus dalam peningkatan produksi, tetapi juga berupaya untuk mencari pasar alternatif tujuan ekspor,” tutup Fini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement