Senin 06 Apr 2020 12:40 WIB

Kaya Raya, City Pastikan tak akan Pangkas Gaji Karyawan

Para karyawan pun dijamin terlindung dari pemecatan.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Jersey Manchester City (ilustrasi).
Foto: Carl Recine/Reuters
Jersey Manchester City (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MANHCHESTER -- Manchester City menjadi klub Liga Premier Inggris pertama yang berkomitmen untuk tidak mencutikan maupun memangkas gaji pemain dan staf mereka selama pandemi virus Corona (Covid-19). Manajemen klub mengatakan tidak akan menggunakan skema retensi kerja pemerintah Inggris, yang berarti pemerintah akan membayar 80 persen dari upah mereka saat mereka tidak bekerja.

Beberapa klub, termasuk Liverpool dan Tottenham Hotspur, dikecam karena memanfaatkan skema pemerintah yang membolehkan staf dirumahkan dengan menerima 80 persen dari gaji akibat krisis kesehatan global ini.

City, yang dimiliki oleh Abu Dhabi United Group kepunyaan Sheikh Mansour, adalah klub Liga Premier pertama yang menyatakan tidak akan mengikuti skema pemerintah itu atau tidak memangkas gaji. Para karyawan mengirimkan email akhir pekan ini guna mendapatkan jaminan bahwa mereka terlindung dari pemecatan.

"Kami dapat memastikan, menyusul keputusan Ketua (Khaldoon Al Mubarak) dan direksi pekan lalu, bahwa Manchester City tidak akan menggunakan Skema Retensi Kerja Virus Corona dari Pemerintah Inggris," kata juru bicara klub, dikutip dari Sky Sports, Senin (6/4).

"Kami tetap bertekad untuk melindungi orang-orang kami, pekerjaan mereka dan bisnis kami, sementara pada saat yang sama melakukan apa yang kami bisa untuk mendukung komunitas kami yang lebih luas pada waktu yang paling menantang ini untuk semua orang," tambahnya.

Selain Liverpool dan Tottenham, Newcastle, Bournemouth, dan Norwich adalah tim Liga Premier lainnya yang menempatkan staf yang tidak bermain dengan cuti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement