Senin 06 Apr 2020 11:40 WIB

Terkubur Pandemi

Saya akan menjagamu sampai jiwa ini tercerabut dari jasad

Terkubur Pademi.
Foto:

Di sudut ruangan Rima menerawang. Ia menatap ke jalanan dari jendela apartemennya di lantai 15 di kawasan Serpong, Tangerang Selatan. Mobil sudah ramai berlalu lalang, meski belum normal seperti sebelum pandemi.

Orang-orang sudah beraktivitas, walau tetap mengenakan masker. Warga pun sudah memadati kembali pusat-pusat perbelanjaan. Pedagang kaki lima juga sudah berjualan. Ekonomi perlahan bangkit.

Namun tidak halnya dengan Rima. Ia kini lebih banyak berdiam. Tak ada canda maupun tawa. Sepulang kerja, ia langsung balik ke apartemennya.

Sejumlah rekan di kantor beberapa kali mengajaknya untuk hang out.

Tapi ia menolaknya selalu dengan alasan yang sama. "Aku capek."

Hari ini, Ahad 6 Desember 2020, sejatinya Rima duduk di pelaminan bersama sang kekasih hati, Randi. Hari ini semestinya ia berbalut kegembiraan, menerima undangan para tamu, berfoto mesra, berkumpul dengan keluarga maupun teman-teman dekatnya.

Hari ini, seharusnya ia sah menjadi istri sang Insinyur. Menapaki awal hidup baru, memiliki rumah, dan membesarkan anak-anak. Impian yang kerap mereka bicarakan saat malam sebelum tidur.  

Rima selalu teringat pesan akhir Randi di setiap ujung pembicaraan mereka di telepon.  "Dik, Mas janji akan selalu di sampingmu." 

Namun kini tidak ada lagi ucapan itu. Semua terasa hampa.  Randi tidak berhasil selamat saat perjuangannya melawan virus Corona. Ia hanya lima jam di rumah sakit. Randi tidak dibawa pulang ke rumah.

Tak ada prosesi pemakaman pada umumnya. Jenazahnya langsung dikuburkan oleh petugas yang mengenakan pakaian lengkap alat pelindung diri. Rima bahkan tak punya kesempatan untuk mengantarkannya di tempat peristirahatan terakhir.

Rima memegang undangan pernikahan yang belum sempat dibagikan. Ia perlahan membaca kembali undangan itu. Kata-kata yang pernah mereka sepakati dan susun bersama lewat diskusi panjang.  

Ya Allah, dengan Rahmat dan Ridho-Mu perkenankanlah tautan cinta buah hati kami :

Rima Melati

Putri ke-2 dari Bpk Mahfud & Ibu Sunarti

Dengan

Muhammad Randi

Putra ke-1 dari Bpk Alm Sugiono & Ibu Siti Fatima

Rima tak sanggup melanjutkan. Ia kembali menangis-menangis sejadi-jadinya.  Ia terduduk, menekukan lututnya , memeluk erat dengan kedua tangan. Ia berteriak, "Randi .....!"

-- Tangerang, 28 Maret 2020, Teguh Firmansyah, dari Rumah Cendana 

*) Penulis adalah wartawan Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement