Senin 06 Apr 2020 08:34 WIB

Ulama Jamaah Tabligh Wafat Usai Kembali dari India

Ulama Jamaah Tabligh yang meninggal tertular virus corona.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Ulama Jamaah Tabligh Wafat Usai Kembali dari India. Foto: Petugas pemadam kebakaran menyemprot disinfektan di Nizamuddin di New Delhi, India, Kamis (2/4). Komunitas Jamaah Tabligh menggelar pertemuan di wilayah tersebut awal bulan ini dimana sejumlah jamaah positif corona atau Covid-19.
Foto: AP Photo/Manish Swarup
Ulama Jamaah Tabligh Wafat Usai Kembali dari India. Foto: Petugas pemadam kebakaran menyemprot disinfektan di Nizamuddin di New Delhi, India, Kamis (2/4). Komunitas Jamaah Tabligh menggelar pertemuan di wilayah tersebut awal bulan ini dimana sejumlah jamaah positif corona atau Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANESHBURGH -- Seorang ulama asal Afrika Selatan, yang baru-baru ini kembali dari India setelah menghadiri tabligh akbar di Nizamuddin, India telah meninggal setelah tertular virus corona.

Moulana Yusuf Tootla, 80 tahun, menghadiri acara Jamaah Tabligh 1-15 Maret di daerah Nizamuddin. Kini daerah tersebut menjadi pusat penyebaran virus corona di berbagai bagian India dan luar negeri setelah ribuan orang menghadirinya.

Baca Juga

Tootla meninggal pada  Selasa (31/3), dimakamkan setelah tubuhnya dimasukkan ke dalam kantong jenazah oleh Islamic Burial Council (IBC).

Seorang anggota keluarga ulama yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada media setempat bahwa Tootla mulai menunjukkan gejala seperti flu sekembalinya dari India. Tes selanjutnya mengungkapkan bahwa ia terkena virus.

"Pada akhir pekan lalu, Tootla hampir sepenuhnya pulih dari perawatannya, tetapi pada Senin pagi dia mulai merasa sakit lagi." Kondisinya memburuk dengan cepat, "kata anggota keluarga itu dilansir di ndtv.com, Ahad (5/4).

Sebelumnya Tootla disarankan untuk tidak pergi ke India untuk menghadiri pertemuan itu, tetapi ia bersikeras untuk pergi.

Dia telah berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan serupa di seluruh dunia, menurut sesama ulama, tetapi tidak ada yang bisa memastikan apakah orang Afrika Selatan lainnya juga hadir.

"Tootla mengatakan nasibnya ada di tangan Allah, karena Allah sudah memutuskan kapan dia akan meninggal," kata anggota keluarga.

Keluarga besar Tootla berada dalam isolasi diri selama 14 hari, meskipun tidak satupun dari mereka yang dinyatakan positif terkena virus.

Ketua IBC Salim Kazi mengatakan penyesuaian kecil dilakukan untuk penguburan Muslim untuk memastikan kepatuhan dengan pedoman pemerintah selama 21 hari karantina nasional saat ini telah masuk hari ke-9.

Pedoman menyebutkan untuk membatasi jumlah orang yang dapat menghadiri pemakaman. Sehingga ratusan orang yang mengenal ulama ini harus dinasihati berdoa untuknya di rumah mereka masing-masing.

Menurut Pusat Virus Corona Johns Hopkins Corona di Afrika Selatan memiliki 1.585 Covid-19 kasus dan sembilan orang telah meninggal karena penyakit di negara itu.

Sementara itu, sebagian besar orang yang dinyatakan positif mengidap penyakit di New Delhi adalah mereka yang ikut serta dalam tabligh akbar disana.

Menurut Departemen Kesehatan Delhi, 301 pasien dari 445 kasus di negara bagian adalah mereka yang berpartisipasi dalam Jamaah Tabligh, dan Ketua Menteri Kejriwal mengatakan bahwa jumlah kasus dapat meningkat karena 2.300 orang yang dievakuasi dari 'markaz' Tabligh sedang diuji.

Pihak berwenang India telah meluncurkan pencarian nasional untuk para peserta pertemuan agama tersebut di tengah kekhawatiran bahwa ribuan jamaah yang hadir di sana bisa membawa infeksi meluas ke berbagai negara asal mereka.

Berbagai warga negara hadir di acara tersebut terutama dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Nepal, Myanmar, Bangladesh, Sri Lanka dan Kirgistan datang untuk kegiatan Tabligh di Delhi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement