Ahad 05 Apr 2020 14:18 WIB

Bayi Kembar Lahir di India Diberi Nama Corona dan Covid

Dua bayi kembar lahir di India saat karantina diberi nama Corona dan Covid

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Dua bayi kembar lahir di India saat karantina diberi nama Corona dan Covid. Ilustrasi.
Foto: Pixabay
Dua bayi kembar lahir di India saat karantina diberi nama Corona dan Covid. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI - Sepasang suami istri di negara bagian tengah India, Chhattisgarh, memberi nama bagi bayi kembar mereka dengan nama Corona dan Covid. Keputusan itu muncul karena mereka lahir di tengah karantina nasional oleh perintah Narendra Modi dengan tujuan mengekang penyebaran virus corona.

Bayi kembar laki-laki dan perempuan itu lahir di rumah sakit pemerintah di ibu kota negara bagian Raipur pada 27 Maret 2020. Mereka lahir dua hari setelah kebijakan karantina mulai berlaku.

Baca Juga

"Pemberian nama itu terjadi setelah kami menghadapi kesulitan. Oleh karena itu, saya dan suami saya ingin membuat hari itu berkesan," ujar sang ibu dari anak kembar, Preeti Verma, dikutip Aljazirah, Ahad (5/4).

Pasangan itu mengatakan, nama-nama tersebut akan mengingatkan mereka tentang kesulitan yang mereka hadapi selama mulai berlakunya karantina dan sebelum proses bersalin yang sukses di rumah sakit pemerintah pekan lalu. Verma bercerita dia tidak memiliki bantuan pada saat ingin melahirkan dan pergi ke rumah sakit. Pasalnya, anggota keluarga tidak dapat pergi mencapai Raipur karena kota dikunci.

"Dengan gerakan kendaraan berhenti, kami berdua berhasil sampai ke rumah sakit pada malam hari setelah banyak penderitaan. Karena proses menuju rumah sakit terjadi setelah kesulitan seperti itu, kami ingin nama-nama itu berkesan dan unik," katanya mengisyaratkan bahwa staf rumah sakit telah menyarankan nama-nama itu.

"Selain itu, nama-nama ini sangat cantik. Corona adalah bahasa Latin untuk 'mahkota'," kata sang ayah Vinay Verma. "Kami juga ingin rasa takut yang terkait dengan nama-nama ini berakhir dan publik untuk fokus pada sanitasi dan kebersihan," ujarnya menambahkan.

Pasangan itu mengatakan, terdapat tekanan dari penatua keluarga. Namun, mereka menenangkan dengan menyatakan dapat mengubah keputusannya nanti dan mengganti nama anak-anak mereka.

India berada di bawah masa karantina tiga pekan hingga 14 April mendatang. Pemerintah menangguhkan layanan transportasi dan mengimbau dengan tegas kepada rakyat untuk berada di rumah kecuali untuk perjalanan penting ke tempat-tempat seperti pasar atau apotek. Hal ini berlaku untuk 1,3 miliar penduduk negara itu.

India telah mencatat lonjakan kasus corona yang dikonfirmasi di negara itu dengan infeksi mendekati 3.000 dan 68 kematian. Jumlah keseluruhan kasus yang diketahui di India memang kecil dibandingkan dengan Amerika Serikat, Italia, dan China. Namun, para ahli kesehatan menilai dalam beberapa pekan lagi India bisa menghadapi lonjakan besar yang dapat membanjiri sistem kesehatan masyarakat yang sudah kekurangan.

sumber : Al Jazirah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement