Ahad 05 Apr 2020 12:30 WIB

Bill Shankly dan Filosofi Jersei Merah Liverpool

Liverpool identik akan tim dengan jersei merah-merah.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Pandangan umum dari stand KOP di Stadion Liverpool FC, di Anfield, Liverpool, Inggris.
Foto: EPA-EFE/Peter Powel
Pandangan umum dari stand KOP di Stadion Liverpool FC, di Anfield, Liverpool, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID,  MERSEYSIDE -- Liverpool identik akan tim dengan jersei merah-merah. Warna merah itu hingga kini menjadi kebanggan dan ikon dari the Reds.

Dilansir dari Goal, Ahad (5/4), ada filosofi yang melatarbelakangi Liverpool selalu mengenakan jersei merah ketika bermain di kandang. Mantan pelatih Liverpool, Bill Shankly, adalah pelakunya. Shankly menginginkan jersei Liverpool memiliki pesan mengancam bagi lawan. Warna merah-merah pun dipakai sejak 1964, jauh setelah berdirinya klub ini pada 1892.

photo
Bill Shankly - (sabotagetimes.com)

Pada awal berdirinya klub ini, Liverpool memakai kaus dan celana berwarna biru tua. Empat tahun kemudian, mereka menggantinya menjadi kaus berwarna mernah dan celana putih. Kedatangan Shankly mengubah itu semua.

"Kami dahulu bermain dengan celana pendek putih dengan garis-garis merah, stoking putih dengan atasan merah dan pipa putih di kaus," kata Shankly tentang perubahan seragam pada tahun 1964.

Namun, beralih ke jersei merah-merah, dia mengeklaim sebagai sesuatu yang fantastis. Menurut dia, merah-merah memiliki efek psikologis yang sangat besar. Shankly memutuskan menggunakan jersei merah-merah dalam leg pertama putaran kedua Piala Eropa melawan Anderlecht di Anfield pada 24 November 1964.

Mantan pemain Liverpool, Ian St John, mengungkapkan pemikiran Shankly bahwa warna merah-merah akan membawa dampak psikologis. Warna tersebut menyimpan pesan ancaman berbahaya dan kekuasaan.

photo
Alex Oxlade-Chamberlain (tengah) merayakan gol 2-1 Liverpool atas Genk di Stadion Anfield Rabu (6/11) dini hari WIB. - (EPA)

"Dia datang ke ruang ganti suatu hari dan melemparkan sepasang celana pendek merah ke Ronnie Yeats. 'Masuk ke celana pendek itu dan mari kita lihat bagaimana penampilanmu.' 'Ya Tuhan, Ronnie, kamu terlihat luar biasa, menakutkan. Kamu terlihat 7 tinggi kaki,'” ungkap John.

Ronnie Yets menceritakan tentang ulah pelatihnya itu. Suatu hari selepas latihan dan dalam perjalanan pulang, Shankly memanggilnya. Yets berpikir ia dipanggil karena melakukan kesalahan. Namun, bukan sesuatu yang ada di pikiran Yets, Shankly justru menyuruhnya pergi ke ruang ganti untuk mencoba jersei merah-merah.

Jersei merah-merah itu diakui Yets memberikan dampak luar biasa kepada tim saat timnya melumat Anderlecht 3-0. Gembira dengan hasil positif dan perasaan mengenakan merah-merah, dia mengungkapkan kepada istrinya bahwa ketika bertandingan seperti ada cahaya penanda semangat menggebu-gebu.

photo
Logo Liverpool di tribun Utama di Stadion Liverpool FC, di Anfield, Inggris. - (EPA-EFE/Peter Powel)

"Pertandingan kami melawan Anderlecht adalah malam tonggak sejarah. Kami mengenakan strip merah untuk pertama kalinya. Ya Tuhan, para pemain tampak seperti raksasa dan kami bermain seperti raksasa,” ucapnya.

Sejak saat itu, Shankly memetik hasilnya bersama Liverpool. Tiga gelar Liga Inggris dan Piala Eropa berhasil ia persembahkan. Dia disebut-sebut sebagai sosok yang menciptakan citra modern pada klub yang bermarkas di Merseyside ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement