Ahad 05 Apr 2020 11:34 WIB

Muslim Minnesota Gotong Royong Buat Ribuan Masker

Pandemi Covid-19 memantik semangat umat muslim di Saint Paul, Minnesota

Rep: Andrian Saputra/ Red: Christiyaningsih
Pandemi Covid-19 memantik semangat umat muslim di Saint Paul, Minnesota untuk membuat masker secara suka rela.Ilustrasi.
Foto: EPA
Pandemi Covid-19 memantik semangat umat muslim di Saint Paul, Minnesota untuk membuat masker secara suka rela.Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SAINT PAUL -- Pandemi Covid-19 memantik semangat umat muslim di Saint Paul, Minnesota, Amerika Serikat untuk membuat ribuan masker. Masker-masker dibuat untuk dibagikan secara gratis bagi pasien Covid-19, petugas medis, dan warga di kota itu.

Upaya ini berawal dari usulan terhadap imam setempat untuk mengeluarkan seruan kepada muslim di kota itu. Para muslim diimbau agar secara suka rela membuat masker unutk memenuhi kebutuhan yang meningkat selama merebaknya wabah covid-19.

Baca Juga

Syekh Muhammad Faraz dari Yayasan Masjid Hamza al Mahmood di Prior Lake itu pun menyambut baik. Sekitar 40 keluarga muslim pun menyanggupi dengan menjahit 1.500 masker bagi pasien risiko rendah serta staf non medis di sejumlah rumah sakit di Saint Paul, Minnesota. Hal itu seolah menyatukan dan memberi semangat umat muslim Saint Paul di tengah penutupan sementara masjid untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19.

“Ini seperti pengganti bagi kami karena tak bisa kumpul ke masjid. Saya pikir kegiatan ini membuat semangat kami tetap hidup. Kami merasa ada pertemuan yang lebih besar dari pada saat kami bisanya berkumpul di masjid,” tutur Syekh Muhammad Faraz seperti dilansir Sahan Journal pada Ahad (5/4). 

Syekh Faraz berharap ada banyak keluarga muslim yang turut ambil bagian membuat masker. Kendati Yayasan Masjid Hamza al Mahmood berada di Prior Lake, namun menurut Syekh Faraz pihaknya juga melayani seluruh wilayah di Saint Paul, Minnesota. Sykeh Faraz pun mengajak para relawan untuk melibatkan keluarganya masing-masing untuk pekerjaan membuat masker. Ia mengatakan tindakan itu merupakan kesempatan untuk berpartisipasi secara lokal.

Seperti dilakukan Saima Masood yang merupakan seorang mahasiswa sekaligus seorang relawan di yayasan al Mahmood. Ia mendapat tugas sebagai koordinator langsung bagi banyak keluraga yang suka rela membuat masker.

Mulanya Masood menjadi sopir yang bertugas memindahkan pasokan bahan dasar pembuatan masker ke rumah-rumah warga dan menghubungkan dengan tim relawan bagian menjahit. Ia mengatakan setiap anggota keluarga muslim terlibat membuat masker. “Setiap keluarga memastikan bahwa anak-anak mereka, remaja, suami membantu di rumah dengan memotong atau menjahirt Bukan hanya para ibu semua orang di rumah berkerja bersama,” kata Masood.

Begitu pun dengan Samiya Jamah. Ia merupakan salah satu relawan yang membantu membuat masker. Seperti banyak relawan lainnya, sulit baginya untuk menyediakan waktu menjahit masker.

Namun dengan bantuan keluarganya dia dapat membuat 50 masker dalam sehari. Apa yang dilakukan Jamal pun didengar tetangganya. Empat tetangganya kemudian mengulurkan tangan untuk bergabung dan semakin menghasilkan banyak masker.

Apa yang dilakukan muslim Saint Paul pun mendapat sambutan baik terutama dari para praktisi kesehatan. Salah satunya yakni datang dari seorang dokter penyakit menular di wilayah itu, Rashid. Rashid menilai respons umat muslim yang membuat masker untuk dibagikan merupakan sebuah keajaiban terutama di tengah meningkatnya kebutuhan akan masker.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement