Ahad 05 Apr 2020 11:14 WIB

Ukraina Kirimkan Dokter ke Italia

Tim Ukraina terdiri dari 20 dokter tiba di Italia Sabtu (4/4).

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Seorang pria menggunakan masker wajah berjalan dengan anjingnya di lingkungan Trastevere saat lockdown darurat di Roma Italia, Ahad (29/3). Italia mendapat bantuan kiriman dokter dari Ukraina untuk mengatasi Covid-19.
Foto: ANGELO CARCONI/EPA EFEZ/ANSA
Seorang pria menggunakan masker wajah berjalan dengan anjingnya di lingkungan Trastevere saat lockdown darurat di Roma Italia, Ahad (29/3). Italia mendapat bantuan kiriman dokter dari Ukraina untuk mengatasi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina memutuskan untuk membantu Italia yang sedang menghadapi gelombang korban dari infeksi virus corona. Negara ini mengirimkan dokter untuk membantu rekan-rekan tenaga medis dan mendapatkan pengalaman lapangan dalam menghadapi pandemi.

Tim yang terdiri dari 20 dokter, termasuk ahli bedah, ahli bedah saraf, ahli anestesi dan perawat, akan dikerahkan ke wilayah Marche di Italia pada Sabtu (4/4). Duta Besar Italia untuk Ukraina Davide La Cecilia mengatakan, tim tersebut akan langsung bekerja di wilayah Italia tengah selama dua pekan.

Baca Juga

"Layanan kesehatan nasional di negara kami sangat ditekankan. Jadi kami sangat membutuhkan tenaga medis dan sangat senang bahwa Ukraina mengirimkan bantuan kemanusiaan ini," kata La Cecilia di bandara Kiev, sebelum keberangkatan misi medis.

Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov mengatakan, Kiev akan mengirim lebih banyak bantuan medis dan desinfektan ke Italia dalam beberapa hari mendatang. "Merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk membantu Italia selama masa-masa sulit seperti itu. Kami tahu bahwa banyak warga Ukraina tinggal dan bekerja di Italia. Dengan membantu Italia, kami membantu warga negara kami," katanya.

Kepala misi medis Ukraina dan ahli bedah saraf, Andriy Miroshnichenko, mengatakan, semua anggota tim secara sukarela bekerja di Italia. "Setelah mereka kembali ke rumah, mereka akan dapat merawat pasien dan bekerja dengan memiliki pengalaman praktis dan pengetahuan tentang penyakit ini," katanya.

Perawat yang mengikuti misi tersebut, Glib Bidyukov, mengatakan, itu adalah pilihan yang diambil secara sadar. "Ketika Anda memilih perawatan kesehatan, Anda mengerti bahwa Anda menempatkan diri Anda dalam bahaya. Kita masing-masing membuat pilihan sejak lama," katanya.

Kementerian kesehatan Ukraina telah melaporkan 1.096 kasus, termasuk 28 kematian sejak 3 Maret, ketika kasus pertama kali tercatat. Namun, ribuan orang Ukraina baru saja pulang dari luar negeri, sehingga Kementerian Kesehatan memprediksi wabah yang jauh lebih besar ke depan.

Sedangkan Italia menghadapi 124,632 kasus infeksi virus korona dengan jumlah kematian mencapai 15,362. Kasus tertinggi saat ini terjadi di Amerika serikat dengan 311,357, meski dengan jumlah korban meninggal lebih sedikit dari Italia 8,452 orang, dikutip dari Reuters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement