Ahad 05 Apr 2020 01:38 WIB

Pekerja Migran Diadang Aparat di Perbatasan Tulungagung

Razia dilakukan untuk cegah dini risiko penyebaran virus corona.

Sejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pekerja konstruksi dari berbagai daerah di Jawa Timur berkumpul di rumah sewa mereka di Jalan Pasir Merah Batu 5 Klang Lama, Kuala Lumpur, Jumat (27/3/2020), selama Perintah Kawalan Pergerakan (MOC) mulai (18/3) hingga (14/4) untuk membatasi Covid-19. Para pekerja yang kesulitan bahan makanan dan keuangan tersebut sedikit terbantu setelah ada bantuan dari relawan Muhammadiyah yang didukung KBRI Kuala Lumpur. (ilustrasi)
Foto: ANTARA /Agus Setiawan
Sejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pekerja konstruksi dari berbagai daerah di Jawa Timur berkumpul di rumah sewa mereka di Jalan Pasir Merah Batu 5 Klang Lama, Kuala Lumpur, Jumat (27/3/2020), selama Perintah Kawalan Pergerakan (MOC) mulai (18/3) hingga (14/4) untuk membatasi Covid-19. Para pekerja yang kesulitan bahan makanan dan keuangan tersebut sedikit terbantu setelah ada bantuan dari relawan Muhammadiyah yang didukung KBRI Kuala Lumpur. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Sedikitnya lima orang pekerja migran Indonesia yang berniat pulang kampung ke daerah asalnya di Tulungagung dan Blitar, diadang aparat gabungan di perbatasan Tulungagung-Kediri pada Jumat (2/4) hingga Sabtu (4/4) dini hari. Kabag Humas Pemkab Tulungagung Galih Nusantoro, Sabtu mengatakan, razia dilakukan untuk cegah dini risiko penyebaran virus corona melalui warga yang baru datang dari daerah terpapar.

"Razia semalam dilakukan karena kami mendapat informasi ada sejumlah TKI (PMI) yang pulang kampung atau mudik awal," kata Galih menjelaskan.

Baca Juga

Hasil razia itu, lima orang "diamankan". Rinciannya, tiga orang berstatus PMI dari Tulungagung, dan dua orang lainnya berasal dari Blitar. Mereka dijemput dari Surabaya dan pulang berombongan ke kampung halamannya menggunakan sarana angkutan darat minibus umum.

"Mereka sudah diperiksaoleh petugas dari dinas kesehatandan dinas tenaga kerja. Dicek juga klinisnya, suhu tubuh dan sebagainya," kata Endro, tim subbag humas dari Polres Tulungagung.

Belum ada indikasi para PMI mengalami gejala sakit. Tiga pekerja migran yang berasal dari Tulungagung kini diwajibkan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sementara dua PMI lain asal Blitar berikut sopir travel dipersilahkan melanjutkan perjalanan ke Blitar dan direkomendasi menjalani swakarantina.

"Observasi sempat dilakukan sejak tadi malam dan baru selesai siang tadi. Selanjutnya sudah boleh pulang tapi harus menjalani isolasi mandiri di rumah hingga ambang batas masa inkubasi 14 hari," ujarnya.

Bupati Tulungagung Maryoto Birowo menyatakan, pihaknya bersama jajaran TNI dan kepolisian memprediksi gelombang mudik awal dari kelompok buruh atau pekerja migranasal daerahnya mencapai 5 ribu hingga 7 ribu orang. Mereka akan datang secara bergelombang hingga Lebaran, yang jatuh pada bulan Mei.

"Kami mengantisipasinya dengan melakukan skrining ketat," kata Bupati Maryoto Birowo.

Untuk pekerja migranyang berisiko dan masuk ODP akan diminta melakukan isolasi mandiri di rumah secara ketat, atau mengikuti program karantina di IAIN Tulungagung yang telah dipersiapkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement