Sabtu 04 Apr 2020 19:19 WIB

Konsumsi BBM di Jatim Turun 15 Persen Imbas Imbauan di Rumah

Imbauan di rumah meningkatkan konsumsi LPG di Jatim.

 Petugas memegang keran pompa bensin jenis Pertalite di SPBU. ilustrasi (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas memegang keran pompa bensin jenis Pertalite di SPBU. ilustrasi (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --  Imbauan pemerintah kepada masyarakat untuk tetap di rumah saja mendorong penurunan konsumsi BBM di wilayah Jawa Timur sebesar 28 persen. Unit Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina MOR V, Rustam Aji  mengatakan berdasarkan data penyaluran dari tanggal 27 Maret hingga 3 April 2020, konsumsi Gasoline atau BBM jenis Premium, Pertamax Series turun.

Konsumsi turun dari rata-rata 12.900 kilo liter per hari menjadi 9.300 kilo liter per hari. Sedangkan konsumsi jenis Gasoil (BioSolar, Dex-Series) pada periode yang sama turun 15 persen, dari kondisi normal 6.000 kilo liter per hari menjadi 5.100 kilo liter per hari.

Baca Juga

"Walaupun konsumsi BBM terus turun, kami tetap memonitor pasokan dan penyaluran ke masyarakat," kata Rustam, dalam keterangan persnya, Sabtu (4/4).

Pertamina, kata dia, tetap siaga dengan menjamin pasokan energi dan mencukupi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di wilayah Jawa Timur. Ia mengatakan, saat ini pasokan BBM untuk Jawa Timur masing-masing telah tersedia di Fuel Terminal beberapa wilayah Jawa Timur, seperti di Surabaya, Tuban, Malang, Madiun, Banyuwangi, dan Sampang.

Sementara itu, untuk elpiji terjadi peningkatan konsumsi khususnya di sektor rumah tangga. Peningkatan baik elpiji subsidi kemasan 3 kg, maupun elpiji nonsubsidi, seperti produk Bright Gas kemasan 12 kg dan 5,5 kg.

"Kami mencatat pada periode 27 Maret hingga 3 April 2020 ada kenaikan tipis elpiji sektor rumah tangga, dari rata-rata 4.050 metrik ton (MT) per hari pada kondisi normal, menjadi 4.200 MT per hari," katanya.

Rustam menegaskan, Pertamina akan terus memonitor peningkatan kebutuhan elpiji khususnya elpiji subsidi 3 kg. Hal ini termasuk apabila ada permintaan penambahan fakultatif dari masing-masing pemerintah daerah, agar masyarakat tidak perlu khawatir.

"Pantauan kami, penurunan konsumsi BBM dan kenaikan konsumsi elpiji sektor rumah tangga ini sejalan dengan anjuran yang disampaikan pemerintah, yakni agar masyarakat membatasi mobilisasi di luar rumah sebagai upaya pencegahan penularan virus covid-19," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement