Ahad 05 Apr 2020 10:02 WIB

Riset Sebut Leluhur Manusia Panjat Pohon Meski Jalan Tegak

Ilmuwan menganalis fosil leluhur manusia yang ditemukan di Afrika Selatan.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Gambar struktur tulang leluhur manusia yang ditemukan di Afrika Selatan 60 juta tahun lalu.
Foto: cnn
Gambar struktur tulang leluhur manusia yang ditemukan di Afrika Selatan 60 juta tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berjalan tegak dengan dua kaki dianggap sebagai sifat manusia yang memisahkan dari kerabat kera, seperti simpanse, gorila dan orangutan. Tetapi menurut sebuah penelitian baru, leluhur manusia masih memanjat pohon dua juta tahun yang lalu, bahkan setelah berevolusi untuk berjalan tegak.

Studi ini diterbitkan minggu ini dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences. Para peneliti menganalisis fosil tulang kaki yang dimiliki oleh leluhur manusia purba, baik Paranthropus robustus atau spesies Homo purba. Fosil-fosil itu ditemukan 60 tahun lalu di Afrika Selatan.

Baca Juga

Pada pandangan pertama, sendi pinggul terlihat lebih mirip manusia daripada mirip kera. Ini berarti mereka berjalan tegak. Tetapi analisis yang cermat terhadap kepala paha yang bulat menunjukkan bahwa pinggul mereka memiliki bobot yang berbeda dan jauh lebih mirip kera yang berada di atas pohon.

Ini menunjukkan bahwa leluhur manusia purba memiliki sendi pinggul yang sangat tertekuk dan memanjat di pepohonan, meskipun fakta bahwa mereka bisa berjalan tegak.

"Sangat sulit untuk menyelesaikan perdebatan mengenai sejauh mana penelitian tentang perilaku penting di masa lalu kita. Bukti yang sedikit dan kontroversial tidak secara luas diterima, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian ini,” kata Matthew Skinner, penulis studi dan ahli paleoantropologi di University of Kent. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement