Sabtu 04 Apr 2020 11:51 WIB

Desa di Semarang Siapkan Tempat Karantina untuk Pemudik

Warga berinisiatif mencari tempat karantina mandiri untuk warga dari luar kota.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasien saat harus jalani karantina mandiri. Ilustrasi.
Foto: Abdan Syakura/Republika
Pasien saat harus jalani karantina mandiri. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Di sejumlah daerah di Jawa Tengah, kedatangan para pemudik masih terus berlanjut, di tengah besarnya risiko dan ancaman penularan Covid-19 yang terus meluas. Menyikapi hal ini, sejumlah desa yang ada di Kabupaten Semarang mulai melakukan antisipasi dengan menyiapkan tempat-tempat karantina secara mandiri di lingkungannya.

Tempat karantina tersebut disiapkan pihak desa, guna membatasi interaksi sosial warganya yang pulang dari perantauan atau mudik di tengah merebaknya wabah Covid-19 tersebut. "Ini sebagai upaya untuk melindungi warga kami juga," kata Kepala Desa (Kades) Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Wargiyati, Sabtu (4/4) pagi.

Baca Juga

Ia mengungkapkan, aparat desanya tak mau mengambil risiko, kedatangan warga dari perantauan justru memperbesar risiko penularan wabah Covid-19. Desa Ngrapah menyiapkan gedung serbaguna di lingkungan Balai Desa Ngrapah untuk tempat karantina sementara bagi warga desa yang mudik.

Gedung serbaguna tersebut dipilih sebagai tempat karantina karena cukup ideal, memiliki ruangan yang luas serta cukup dekat dengan akses pelayanan kesehatan desa.

"Setelah tadi malam diperintah, langsung kami eksekusi pagi ini. Ini cukup besar, bisa menampung ratusan orang untuk melakukan karantina sementara, sesuai protokol kesehatan," tambahnya.

Wargiyati juga menyampaikan, sampai saat ini sudah ada 30 warga Desa Ngrapah yang terpantau pulang dari perantauan, di antaranya dari wilayah Jabodetabek. Saat ini, mereka masih diwajibkan menjalani isolasi di rumah masing-masing dan dipantau perkembangan kesehatannya secara bersama oleh petugas terkait.

Setiap pemudik yang datang, langsung didatangi bidan dan Babinsa untuk dilakukan pengecekan. Mereka yang sehat harus isolasi di rumah selama 14 hari. Sementara yang sakit langsung dibawa ke rumah sakit.

"Nanti setelah gedung ini siap, maka seluruh perantau akan kami isolasi di gedung serbaguna Desa Ngrapah ini," tambah Wargiyati.

Selain Desa Ngrapah, Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa juga telah menyiapkan tempat karantina sementara bagi warganya yang pulang dari perantauan.

Kades Bejalen, Sugiharto mengatakan telah menyiapkan Balai Desa untuk keperluan karantina tersebut. Saat ini sudah ada tujuh warganya yang mudik dan sudah menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing.

"Nanti kalau ruang karantina di balai desa ini sudah siap, maka semua pemudik yang tiba langsung kami karantina," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement