Jumat 03 Apr 2020 23:10 WIB

Puluhan Santri Jember yang Pulang Kampung Jalani Tes

Para santri jalani tes untuk cegah penyebaran Covid-19.

Para santri jalani tes untuk cegah penyebaran Covid-19. Ilustrasi pemulangan santri .
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Para santri jalani tes untuk cegah penyebaran Covid-19. Ilustrasi pemulangan santri .

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER— Puluhan santri dari Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo dan Pesantren Nurul Jadid Probolinggo yang pulang ke Kabupaten Jember, Jawa Timur menjalani penyaringan kesehatan terkait dengan pencegahan penyebaran Covid-19, Jumat (3/4).

"Sebanyak 89 santri Ponpes Nurul Jadid menjalani pemeriksaan kesehatan atau 'screening' di alun-alun Kecamatan Ambulu dan sebanyak 42 santri Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo di-'screening' di Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) Sukowono," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jember, Gatot Triyono, di Jember, Jumat (3/4).

Baca Juga

Dia menjelaskan puluhan santri Ponpes Nurul Jadid diperiksa tim medis PKM Ambulu, sebelum mereka diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing, sedangkan pemeriksaan itu berjalan lancar.

"'Screening' (penyaringan) itu bertujuan untuk mendeteksi semua orang yang masuk ke Jember dalam keadaan sehat dan mereka tidak terpapar virus corona," tuturnya.

Dari 42 santri Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo yang menjalani penyaringan, 10 santri mengalami keluhan batuk, sehingga berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dan mendapat obat dari petugas medis PKM Sukowono.

"Para santri yang memiliki gejala batuk diminta untuk memakai masker setiap hari, istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan melakukan isolasi mandiri di rumah," katanya.

Apabila para santri yang batuk itu mengalami keluhan yang lebih parah, seperti sesak napas dan demam lebih dari 38 derajat Celcius, katanya, mereka disarankan segera ke PKM terdekat.

"Kami juga minta santri yang tidak memiliki gejala batuk atau pilek juga melakukan isolasi mandiri, apabila mengalami keluhan, seperti batuk, pilek, sesak napas, dan demam tinggi" ujarnya.

Mereka yang masuk Kabupaten Jember dideteksi suhu badannya. Jika suhunya normal, tetapi berasal dari zona merah maka orang itu diberi formulir riwayat kesehatan, dicatat, dan diberi tanda.

Tanda yang diberikan berupa gelang khusus berwarna dengan barcode yang diberikan kepada orang yang masuk kategori orang dengan risiko (ODR) mendapatkan gelang kuning dan orang dalam pemantauan (ODP) yang memiliki salah satu gejala keluhan sakit akan mendapatkan gelang merah.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement