Jumat 03 Apr 2020 18:58 WIB

Muhammadiyah Siapkan Psikolog Covid-19 via WhatsApp

60 psikolog Muhammadiyah siap layani masyarakat lewat WhatsApp

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ilham Tirta
Psikologi (ilustrasi)
Foto: psychologytoday.com
Psikologi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Reaksi masyarakat terhadap wabah virus korona atau Covid-19 menunjukkan kecemasan yang cenderung meningkat. Karena itu, Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) membuka layanan dukungan psikososial (LDP) psikolog.

Itu merupakan layanan berupa konsultasi psikologi lewat aplikasi percakapan WhatsApp. Targetnya adalah warga maupun tenaga kesehatan yang ingin mengatasi kecemasan terkait pandemi tersebut.

Ada 60 psikolog berbagai universitas, lembaga, dan individual yang disipkan untuk melayani warga dengan jam-jam konsultasi yang sudah ditentukan. Mereka bekerja di bawah Koordinasi Ratna Yunita, psikolog Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

Nita mengatakan, kecemasan bisa menimbulkan tekanan dan bisa mengganggu mental seseorang. Jika dibiarkan, kondisi tersebut bisa memberikan pengaruh terhadap imunitas tubuh seseorang.

"(Seperti) Informasi hoaks, dapat meningkatkan kecemasan warga, bahkan bisa membuat warga salah mengambil sikap, ujung-ujungnya bisa membahayakan, diharap warga selektif menerima informasi," kata Nita, Jumat (3/4).

Warga yang ingin konsultasi dapat menghubungi admin LDP MCCC melalui WhatsApp di 0878-3885-8381 (Nita), 0878-9469-6641 (Dewi), dan 0882-1661-8700 (Khotim). Nantinya, mereka tinggal mengisi form yang disediakan untuk konsultasi.

Setelah form terkonfirmasi, admin akan menghubungkan warga dengan psikolog yang bertugas sesuai jadwalnya melalui kontak WhatsApp. Konsultasi psikologi gratis itu telah efektif mulai 1 April 2020.

"Akan berlangsung hingga akhir September 2020. Kami berharap upaya ini dapat memberikan sumbangsih mengurangi beban warga dalam menghadapi situasi krisis akibat wabah Covid-19 ini," ujar Nita.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement