Jumat 03 Apr 2020 18:25 WIB

Jabar, Banten Diserukan Antisipasi Peningkatan Kasus Corona

Jabar dan Banten diserukan antisipasi peningkatan kasus positif corona.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menyerukan Jabar dan Banten untuk bersiap merespons peningkatan kasus positif corona.
Foto: Thoudy Badai_Republika
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menyerukan Jabar dan Banten untuk bersiap merespons peningkatan kasus positif corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia Daeng M Faqih menyarankan Provinsi Jawa Barat dan Banten untuk segera meningkatkan kapasitas kesehatannya. Terlebih, kedua provinsi itu disebutkan memiliki kerentanan risiko dan kerentanan kondisi layanan kesehatan dalam menghadapi Covid-19.

Daeng mengatakan bahwa Jawa Barat dan Banten harus segera melakukan respons cepat untuk mengantisipasi peningkatan kasus positif corona. Sementara itu, ia menilai DKI Jakarta memiliki kapasitas kesehatan yang bagus, tapi kerentanannya besar.

Baca Juga

"Wilayah yang kerentanannya kecil, kapasitas kesehatannya kecil harus meningkatkan respon. Yang bahaya kalau kapasitas kesehatannya kecil, kerentanannya besar," kata Daeng dalam konferensi video dalam peluncuran hasil riset kerentanan provinsi terhadap Covid-19 di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan hasil riset yang dipublikasikan oleh Katadata Insight Center, provinsi yang memiliki kerentanan tinggi terhadap Covid-19 adalah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat. Kerentanan ini dinilai dari tiga indikator, yaitu karakteristik daerah, kesehatan penduduk, dan mobilitas penduduk.

Sementara itu, tiga daerah yang memiliki kerentanan kondisi layanan kesehatan tertinggi adalah Jawa Barat, Lampung, dan Banten. Risiko kerentanan dari kondisi layanan kesehatan ini dinilai dari ketersediaan tenaga medis, ketersediaan fasilitas kesehatan, dan anggaran kesehatan yang memadai. Wilayah Jawa Barat dan Banten memiliki kerentanan risiko yang tinggi sekaligus juga kondisi layanan kesehatan yang sangat rentan.

Menurut Daeng, pemerintah daerah dengan kondisi seperti itu harus segera bergerak cepat meningkatkan kapasitas kesehatan daerahnya untuk mengantisipasi lonjakan kasus. Beberapa hal yang harus dilakukan adalah melatih para tenaga kesehatan di daerah baik dokter maupun perawat dengan segera, didukung oleh koordinasi penanganan Satgas Covid-19 yang baik, serta kemauan untuk mengeluarkan anggaran daerah untuk penanganan Covid-19 ini.

Daeng mengingatkan pada kepala daerah untuk tidak menanggap remeh jumlah kasus yang masih kecil. Jika jumlah kasus sudah melonjak besar dan pemerintah daerah baru melakukan penanganan, Daeng mengatakan hal itu sudah terlambat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement