Jumat 03 Apr 2020 16:51 WIB

Kesiapan Operasional RS Darurat di P Galang Sudah 96 Persen

RS ini bisa merawat pasien dengan kategori ringan sampai sedang.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo (kedua kiri), didampingi Kepala BNPB Doni Monardo (kanan), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) serta Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga memberikan keterangan pers saat meninjau Rumah Sa kit Darurat Penanganan COVID-19 di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau. Kunjungan kerja tersebut untuk memastikan kesiapan rumah sakit yang akan mulai beroperasi pada Senin 6 April 2020 mendatang.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo (kedua kiri), didampingi Kepala BNPB Doni Monardo (kanan), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) serta Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga memberikan keterangan pers saat meninjau Rumah Sa kit Darurat Penanganan COVID-19 di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau. Kunjungan kerja tersebut untuk memastikan kesiapan rumah sakit yang akan mulai beroperasi pada Senin 6 April 2020 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Renovasi hingga melengkapi sarana prasarana di rumah sakit (RS) darurat yang menangani virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau terus dikebut menjelang dioperasikan pada 6 April 2020 mendatang. Hingga kini kesiapan menjelang operasional sudah 96 persen.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan ( Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya TNI Yudo Margono mengungkap, presiden Joko Widodo telah meninjau RS ini.  "Tanggal 6 April 2020 diharapkan sudah siap dan bisa beroperasi. Sampai saat ini progress kesiapannya sudah 96 persen," ujarnya saat video conference bertema rumah sakit Corona baru di Pulau Galang, di akun youtube saluran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (3/4).

Dia menambahkan, bangunan-bangunan di RS itu sebenarnya gedung peninggalan pengungsi Vietnam yang diubah menjadi tempat observasi pasien terinfeksi Covid-19. Rinciannya gedung observasi dua sebanyak 50 kasur, gedung observasi satu sebanyak 50 kasur, dan gedung-gedung lain.

Dikatakan Yudo, total semua gedung bisa menampung 460 pasien. Tak hanya itu, dia menyebutkan, di sekitar RS itu juga sudah dibangun helipad untuk kasus gawat darurat, di situ juga ada dermaga yang mendukung akses masuk ke RS itu.

Menurutnya, perjalanan darat dari Batam jaraknya tidak jauh, hanya selama 30 menit. RS tersebut diakuinya juga jauh dari permukiman. Sehingga, evakuasi bisa mudah dilakukan di RS Galang.

"RS ini bisa merawat pasien dengan kategori ringan sampai sedang tetapi diutamakan untuk pasien dari luar negeri atau buruh migran," katanya.

Namun, dia melanjutkan, apabila nanti ternyata kelompok migran tidak ada yang menjalani perawatan medis di RS itu, RS ini juga bisa untuk merawat medis masyarakat khususnya dari rumah sakit yang tidak bisa menampung. Sehingga pasien bisa dirujuk ke RS darurat di Pulau Galang.

Dia menambahkan, saat ini tim dokter dan satuan tugas corona virus di Kodam 1 sudah ditunjuk dan saat ini sudah merekrut personel TNI, polri, sukarelawan yang saat ini berjumlah 77 orang dan mereka sudah siap.  Sementara itu, sarana prasarana alat medis dan mobilisasi juga sedang dilakukan, baik oleh Kementerian Kesehatan, BUMN, BNPB. 

Terkait banyak migran yang akan kembali ke Indonesia, pihaknya sudah menyiapkan pemulangan dan sudah disampaikan Kemenko Maritim bahwa akan ada 20 ribu personel suaga. Dia mengatakan, pihak TNI AL menyiagakan KRI di Batam yang sewaktu-waktu bisa digunakan untuk mengangkut para buruh migran itu.

"Ini dilaksanakan pemerintah daerah setempat, migran positif akan ditampung di RS darurat di Pulau Galang," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement