Jumat 03 Apr 2020 10:11 WIB

Karyawan Pegadaian Meninggal Diduga Covid-19

Karyawan Pegadaian yang meninggal tersebut masih masuk kantor pada 18 Maret lalu.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Seorang nasabah berjalan keluar seusai melakukan transaksi di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Seorang nasabah berjalan keluar seusai melakukan transaksi di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian (Persero) R. Swasono Amoeng Widodo menyampaikan Pegadaian kehilangan putra terbaiknya yaitu salah seorang karyawan Divisi Strategic Human Capital (SHC) Kantor Pusat Jakarta yang diduga meninggal karena Covid-19 pada Rabu (1/4). Amoeng mengatakan perusahaan kehilangan sosok seorang pekerja keras yang selama ini bekerja dengan dedikasi tinggi.

"Kabar meninggalnya beliau tentu sangat mengejutkan kami semua, mengingat saat terakhir bekerja pada Rabu, 18 Maret 2020 yang bersangkutan masih tampak sehat," ujar Amoeng dalam keterangan yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Jumat (3/4).

Baca Juga

Amoeng menambahkan seluruh keluarga besar Pegadaian ikut berduka atas meninggalnya salah seorang putra terbaik di perusahaan. Terkait dengan Covid-19, Amoeng menjelaskan Pegadaian sudah berusaha untuk mengurangi risiko karyawan terkena Covid-19 dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh melalui vaksinasi influenza secara bertahap sesuai ketersediaannya.

Kata Amoeng, vaksinasi influenza untuk tahap pertama diberikan kepada

seluruh karyawan baik tetap maupun outsource yang berada di Kantor Pusat dan Kantor Wilayah Jakarta serta kantor layanannya.

Menurut Amoeng, sejak 19 Maret 2020 manajemen sudah menerapkan sistem kerja dari rumah (Work From Home/WFH), dan hingga sekarang 90 persen dari karyawan di Kantor Pusat sudah melakukan WFH.

Bahkan sejak isu Covid-19 merebak, PT Pegadaian sudah membentuk gugus penanganan Covid-19 di tingkat pusat dan wilayah, dikenal dengan command centre penanggulangan covid-19. Tugas utama command center tersebut melakukan aktivitas meliputi preventif, kuratif, BCM (Business Continuity Management), mengkomunikasikan baik kepada internal maupun eksternal, serta selalu memperbaharui informasi status ODP, PDP, suspect Covid-19.

Untuk kantor pusat, lanjut Amoeng, perusahaan telah melakukan protokol Covid-19 dengan meminta seluruh unit kerja di kantor pusat untuk disinfektan setiap dua atau tiga hari sekali, sosialisasi Covid-19 untuk semua divisi.

Di tingkat nasional, tugas command centre memperbaharui data karyawan yang statusnya ODP, PDP, dan suspect. Data tersebut secara periodik juga dilaporkan kepada Kementerian BUMN dan setiap harinya Pegadaian melakukan update kondisi terkini melalui meeting video conference.

Di unit layanan, kantor wilayah di Jakarta sudah mengurangi jam operasional kantor cabang induk, menutup sementara unit kecil pelayanan cabang. Tujuannya adalah menerapkan social dan physical distancing.

"Kami juga berusaha menyediakan sarana prasarana standar Covid-19 seperti hand sanitizer, thermal gun, masker, serta sarung tangan di semua outlet layanan," kata Amoeng.

Karena kebijakan di atas, lanjut Amoeng, bilamana nasabah ingin bertransaksi disarankan untuk memaksimalkan penggunan Aplikasi Pegadaian Digital Service (PDS).

"Di tengah suasana duka ini, kami akan melakukan tracing terhadap karyawan yang mungkin sempat berinteraksi dengan almarhum, untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19. Selanjutnya akan dirujuk ke rumah sakit untuk dapat melakukan rapid test," kata Amoeng menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement