Jumat 03 Apr 2020 07:07 WIB

KKP Kembangkan Bank Gen Ikan Indonesia

Indonesia memiliki sumber daya genetik ikan (SDGI) yang melimpah

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja memilih ikan hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Jumat (15/11/2019).
Foto: ANTARA FOTO
Pekerja memilih ikan hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Jumat (15/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), merintis pengembangan Bank Gen Ikan Indonesia. Langkah ini sebagai upaya pelestarian, peningkatan, dan pemanfaatan plasma nutfah perikanan Indonesia secara bertanggungjawab dan berkelanjutan.

Kepala BRSDM Sjarief Widjaja menyampaikan Indonesia memiliki sumber daya genetik ikan (SDGI) yang melimpah sehingga diakui sebagai salah satu negara megabiodiversitas. Namun pemanfaatan SDGI dirasakan belum optimal.

Baca Juga

"Di sisi lain, eksploitasi pemanfaatan beberapa jenis ikan sudah melebihi batas optimal. Hal ini berdampak terhadap kualitas dan kuantitas jenis-jenis ikan tersebut di alam," ujar Sjarief dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Jumat (3/4).

Sjarief mengatakan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya genetik plasma nutfah tersebut, pengelolaan plasma nutfah di Indonesia perlu dilakukan secara lebih komprehensif dan optimal, baik dalam hal pemanfaatan budidaya, penangkapan maupun upaya pelestariannya.

Upaya tersebut dimulai dengan melakukan identifikasi jenis ikan endemik Indonesia melalui aplikasi SIGENI (Sistem Informasi Sumberdaya Genetik Ikan Indonesia), yang akan dirilis secara resmi usai Pandemi Covid 19 berakhir. Terlebih saat ini, dikatakan Sjarief, terdapat sekitar 4.748 potensi SDG Indonesia, yang sudah teridentifikasi dan prosesnya pun masih terus berjalan.

Tak hanya mengidentifikasi spesies, aplikasi SIGENI juga menginformasikan status kelimpahan stok di alam. Kondisi atau status kelimpahan ikan pun akan dikategorikan berdasarkan kelimpahan atau volume tersebut, mulai dari ikan dengan kategori populasi yang masih aman atau banyak, sudah mulai jarang, hampir tidak ada atau punah.

"Pengembangan SIGENI sangat urgen mengingat masih banyaknya persoalan terkait pengelolaan SDGII, yang meliputi inventarisir keragaman jenis dan genetik, klaim stok perikanan, deteksi kualitas populasi, identifikasi produklokal, mitigasi spesies asing invasive dan kontribusi daerah pemijahan," lanjut Sjarief. 

Di samping itu, ucapnya, dalam rangka menghimpun semua informasi yang telah dan akan diperoleh terkait sumberdaya genetik plasma nutfah ikan di Indonesia, BRSDM juga memulai pembentukan Jejaring Genetika Perikanan Indonesia (JarGenI). Organisasi ini diharapkan dapat menghimpun para peneliti, peminat dan pemerhati ilmu pengetahuan khususnya di bidang genetika perikanan.

Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI), Joni Haryadi menyampaikan wadah tersebut bertujuan membantu meningkatkan pengelolaan sumberdaya genetik ikan dalam arti luas di Indonesia dengan cara memajukan kegiatan-kegiatan dalam bidang genetika perikanan, antara lain melalui pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan profesionalisme di bidang genetika.

"JarGenI sangat penting dalam hal scientific, ekonomi, sosial, maupun budaya. Melalui langkah nyata ini, kita berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ucap Joni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement